AKTAMEDIA.COM, BANDUNG – Nama Hoho Alkaf mendadak menjadi sorotan publik karena sosoknya yang unik dan inspiratif. Lahir dengan nama asli Welas Yuni Nugroho, ia kini menjabat sebagai Kepala Desa Purwasaba, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara. Yang membuatnya berbeda adalah tato yang menutupi hampir seluruh tubuhnya. Meski penampilannya kerap memancing kontroversi, dedikasi dan komitmennya sebagai pemimpin desa justru mengundang banyak pujian.
Perjalanan Karier yang Tak Biasa
Sejak dilantik menjadi Kepala Desa pada 2019, Hoho Alkaf telah menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa. Berbeda dengan citra kepala desa pada umumnya yang cenderung formal dan konservatif, Hoho Alkaf tampil percaya diri dengan tato artistik di sekujur tubuhnya, termasuk gambar geisha di punggung dan motif oriental di lengannya. Baginya, tato adalah bentuk seni, ekspresi diri, dan bukan berarti kriminalitas.
Pemimpin yang Peduli pada Warga
Hoho Alkaf memahami bahwa tugas seorang pemimpin adalah melayani rakyatnya. Ia menunjukkan dedikasi itu tidak hanya lewat kebijakan, tetapi juga dengan tindakan nyata. Misalnya, ia rela menyumbangkan mobil pribadinya untuk keperluan mobilisasi warga. Mobil ini sering dipakai untuk mengantar ibu yang akan melahirkan, warga yang sakit, atau keperluan darurat lainnya.
Selain itu, Hoho Alkaf juga mengalokasikan dana pribadinya untuk pembangunan jalan desa. Hal ini membuktikan bahwa ia benar-benar peduli dengan kenyamanan dan kesejahteraan warganya.
Membangun Desa Lewat Ekonomi Kreatif
Tidak berhenti di sana, Hoho Alkaf memiliki visi untuk mengembangkan potensi desa. Ia sedang membangun kafe dan kolam renang di desanya, yang ditujukan untuk anak-anak muda. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian desa serta menyediakan sarana rekreasi yang sehat bagi warganya.
Menurut Hoho, anak muda adalah generasi penerus yang perlu diberdayakan dan diberikan ruang untuk berekspresi. Karena itu, pembangunan kafe dan kolam renang ini menjadi salah satu langkah strategis untuk memfasilitasi kreativitas dan aktivitas produktif mereka.
Menghadapi Stigma dan Kontroversi
Tentu saja, Hoho Alkaf tidak lepas dari cibiran dan pandangan miring. Banyak yang beranggapan bahwa tato identik dengan kriminalitas atau gaya hidup negatif. Namun, Hoho berhasil mematahkan stigma itu. Ia tetap fokus pada kinerjanya, menunjukkan bahwa tato hanyalah seni di kulit, sementara integritas dan dedikasi adalah hal yang paling utama dalam kepemimpinan.
Ketekunan dan kejujurannya dalam memimpin telah membuatnya dicintai warganya. Warga Desa Purwasaba melihat Hoho Alkaf sebagai sosok pemimpin yang mengayomi, dekat dengan rakyat, dan selalu berusaha memajukan desa.
Inspirasi bagi Banyak Orang
Kisah Hoho Alkaf menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia membuktikan bahwa seseorang tidak boleh dinilai hanya dari penampilan luar. Kepemimpinan, kejujuran, dan ketulusan adalah hal-hal yang jauh lebih penting daripada sekadar citra fisik.
Hoho Alkaf mengajarkan kita bahwa menjadi diri sendiri bukanlah halangan untuk menjadi pemimpin yang baik. Tato yang menutupi tubuhnya justru menjadi simbol keberanian, seni, dan komitmennya untuk memimpin dengan hati.
Leave a Reply