AKTAMEDIA.COM, JAKARTA – Ini peringatan serius bagi Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan: pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 hanya mencapai 4,87% secara tahunan atau year on year (yoy).
Memprihatinkan, lantaran kuartal satu 2025 bertepatan dengan Ramadan dan Idul Fitri. Secara historis, periode ini adalah katalis mencapai puncak pertumbuhan. Dus, prospek ekonomi Indonesia gelap seperti yang dikhawatirkan bisa benar-benar jadi kenyataan. Sebab, di awal tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo, ekonomi tumbuh lambat, bahkan kembali level era Covid-19.
Dengan realisasi ekonomi ini, target ekonomi di APBN 2025 5,2% berat. Ambisi tumbuh 5,8% hingga 6,3% tahun 2026, serta target 8% tahun 2029 terancam gagal dicapai.
Merujuk Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026, konsumsi masyarakat ditargetkan tumbuh di kisaran 5,5% hingga 5,8% yoy. Target ini bisa meleset, mengingat realisasi kuartal I-2025 hanya tumbuh 4,8% yoy.
“Tantangan 2026 cukup berat, kami akan meningkatkan growth 6,3%. Ada potensi downside risk 5,8% akibat guncangan di global,” ujar Deputi Bidang Perencanaan Makro Bappenas Eka Chandra Buana, Senin (5/5).
Dengan realisasi kuartal I, Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalita Situmorang memperkirakan ekonomi kuartal II-2025 bisa lebih lambat lagi di 4,79% yoy. Proyeksi dia, ekonomi 2025 akan tumbuh di level 4,8%.
Head of Macroeconomic and Financial Market Research Bank Permata Faisal Rachman bilang, data-data ekonomi terkini mencerminkan pertumbuhan lemah di dalam negeri. Proyeksi ekonomi 2025 bisa di bawah 5%.
Leave a Reply