AKTAMEDIA.COM – Setiap 1 Mei, kita diingatkan akan pentingnya buruh melalui peringatan Hari Buruh Internasional. Namun, apakah kita benar-benar memahami sejauh mana peran buruh dalam menggerakkan ekonomi bangsa?
Di balik angka-angka pertumbuhan ekonomi dan laporan kinerja industri, ada jutaan tenaga kerja yang bekerja keras dari pagi hingga malam. Mereka adalah tulang punggung industri, penggerak pembangunan, dan sumber kehidupan ekonomi sehari-hari.
Lebih dari Sekadar Pekerja
Buruh bukan hanya “orang yang bekerja”. Mereka adalah pencipta nilai. Dari pabrik, sawah, hingga ruang pelayanan publik—buruh menyumbang langsung pada Produk Domestik Bruto (PDB) dan pertumbuhan ekonomi.
Bahkan, daya beli masyarakat yang menjadi motor konsumsi nasional sangat bergantung pada kesejahteraan buruh. Semakin sejahtera buruh, semakin kuat konsumsi masyarakat. Dan konsumsi rumah tangga adalah komponen terbesar dalam ekonomi Indonesia.
Antara Peluang dan Ancaman
Pertumbuhan ekonomi tentu membuka lebih banyak lapangan kerja. Namun, di era digital dan otomatisasi, tantangan juga datang. Banyak pekerjaan manual digantikan mesin. Sementara itu, buruh dituntut untuk terus belajar dan beradaptasi dengan teknologi.
Inilah ironi yang sering terjadi: ekonomi tumbuh, tapi buruh tetap jalan di tempat. Ketimpangan pun membesar jika tak ada kebijakan yang melindungi mereka.
Butuh Arah yang Jelas
Jika buruh adalah roda penggerak ekonomi, maka sudah seharusnya mereka mendapat perlindungan dan peningkatan kualitas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Upah layak dan kepastian kerja
- Jaminan sosial yang menjangkau semua sektor
- Pendidikan dan pelatihan keterampilan
- Hubungan industrial yang adil dan transparan
Pemerintah, pelaku usaha, dan buruh harus duduk bersama. Karena tanpa buruh yang kuat, mimpi menjadi negara maju hanya akan jadi angan.
Menatap Masa Depan
Sudah saatnya kita berhenti melihat buruh sebagai beban atau angka statistik. Mereka adalah mitra strategis bangsa. Kesejahteraan mereka bukan hanya hak, tapi juga kunci menuju ekonomi yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan.
Karena pada akhirnya, tidak ada pembangunan tanpa tangan yang bekerja.
(malinmenan™)
Leave a Reply