Advertisement

Program MBG dan Peningkatan Rasa Syukur

AKTAMEDIA.COMProgram Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah dijalankan oleh pemerintah selama beberapa bulan terakhir benar-benar membawa kegembiraan bagi rakyat Indonesia. Meski begitu, seperti biasa, tidak semua pihak memberikan tanggapan positif. Kritik dan komentar negatif tetap ada—karena begitulah sifat manusia, beragam dalam menilai.

Sejak awal program ini digagas, banyak pihak yang meragukannya. Ada yang menyebutnya pemborosan anggaran, sulit direalisasikan, tidak relevan, dan mempertanyakan sumber dananya. Namun, Presiden Pak Prabowo tetap teguh pada pendiriannya: program ini harus dijalankan demi memberikan manfaat luas, terutama dalam meningkatkan perputaran ekonomi dan mencegah stunting pada anak-anak.

Bahkan, pemerintah berencana untuk menaikkan anggaran MBG hingga tiga kali lipat pada tahun mendatang. Tujuannya adalah untuk memperluas cakupan dapur gizi, memperbanyak jumlah penerima manfaat, termasuk guru dan relawan posyandu—bukan hanya siswa.

Tentu saja, pelaksanaan program ini tidak lepas dari berbagai kendala. Mulai dari keberadaan “dapur siluman” yang disalahgunakan oleh oknum, kasus keterlambatan distribusi makanan yang menyebabkan keracunan, hingga persoalan internal dalam manajemen dapur. Namun demikian, pemerintah secara cepat dan tegas terus berupaya menyelesaikan setiap masalah yang muncul.

Di sisi lain, keberadaan dapur gizi ini telah membawa dampak positif yang sangat luas. Banyak pihak yang kini merasa bersyukur dan memiliki pandangan lebih positif terhadap upaya pemerintah.

Dampak paling nyata terlihat dalam perputaran ekonomi yang luar biasa. Para petani merasakan peningkatan penjualan hasil panen—beras, sayuran, buah-buahan—begitu juga para peternak ayam, telur, dan ikan. Semua pihak dalam rantai pasok pangan turut terlibat dan mendapatkan keuntungan.

Peluang kerja juga terbuka lebar. Mulai dari kepala SPPG, akuntan, ahli gizi, hingga para relawan yang bekerja di berbagai bidang. Mereka semua memperoleh penghasilan yang sangat membantu ekonomi keluarga. Bagi mereka yang memiliki kesadaran dan rasa syukur, keberadaan program MBG ini adalah anugerah besar.

Manfaat utama dari program ini dirasakan langsung oleh para siswa. Mereka kini mendapatkan makan siang bergizi dengan menu yang variatif. Namun penting disadari bahwa ini bukanlah “makan enak” seperti di rumah, dan tentu bukan pula “makan nikmat” layaknya di restoran. Ini adalah makanan sehat dan bergizi, yang difokuskan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi harian mereka.

Kesadaran ini juga dirasakan oleh para orang tua dan wali murid. Mereka sangat bersyukur karena tidak perlu lagi repot menyiapkan bekal makanan setiap hari untuk anak-anak mereka. Banyak dari mereka yang memberikan apresiasi tinggi kepada pemerintah dan mendoakan agar program ini terus berlanjut.

Dalam pandangan penulis, program MBG adalah langkah mulia yang sejalan dengan ajaran agama. Memberi makan orang lain merupakan anjuran dalam Islam. Nabi Ibrahim AS, misalnya, selalu mencari orang untuk diajak makan bersama. Ia bahkan mengintip orang yang lewat dari jendela rumahnya agar bisa makan siang bersama—karena ia enggan makan sendirian.

Demikian pula Rasulullah SAW bersabda bahwa sebaik-baik makanan adalah yang dimakan oleh banyak tangan. Nabi juga menganjurkan untuk memberi makan kepada orang yang lapar.

Oleh karena itu, mari kita bersama-sama mensyukuri program MBG ini. Mari kita panjatkan terima kasih kepada Allah SWT atas segala nikmat-Nya, dan kepada pemerintah kita atas ikhtiar dan perhatiannya kepada rakyat. Semoga para pemimpin kita diberikan kesehatan, kekuatan, dan pahala oleh Allah SWT.

 

Oleh : Dr. Yundri Akhyar, MA (Penggiat Sosial dan Pendidikan)

Cucu Komisaris
Author: Cucu Komisaris

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *