AKTAMEDIA.COM, ACEH – Di tengah keramaian, tiba-tiba saya dipanggil oleh seseorang yang wajahnya tak asing lagi—Joe Hattab.
Ya, Joe Hattab, YouTuber kelas dunia yang dikenal dengan video eksplorasinya yang selalu unik dan viral. Ia bukan sembarang kreator konten. Ia sudah menjelajahi dunia: mendokumentasikan kehidupan tertutup di Korea Utara, menyusuri penjara brutal CECOT di El Salvador, hingga mengeksplor pasar pernikahan unik di Bulgaria. Videonya bukan hanya tontonan, tapi jendela untuk memahami sisi lain dunia yang jarang diketahui.
Joe menyelesaikan studi di bidang Akuntansi pada tahun 2012 dan sempat bekerja di perusahaan keuangan. Tapi takdir membawanya pada jalan yang berbeda—membagikan cerita manusia dari berbagai belahan dunia lewat lensa kameranya. Kanal YouTube-nya kini diikuti oleh lebih dari 17 juta subscriber, dengan total tayangan lebih dari satu miliar kali. Ia bahkan disebut sebagai salah satu kreator paling berpengaruh di dunia Arab.
Di tengah obrolan santai di area pancang start, saya iseng menyebut kata “CPM” (tarif iklan per seribu tayangan di YouTube). Joe, dengan senyum khasnya, langsung menjawab, “12 dollar.” Saya sempat bengong. Tapi tak berhenti di situ—Joe langsung menunjuk ponsel saya dan berkata, “Come on, record a video using your smartphone.”
Tanpa pikir panjang, saya pun merekam momen singkat kami berdua.
Setelah ia pergi, pikiran saya melayang jauh. Jika satu video Joe Hattab ditonton setidaknya 14 juta kali, dengan CPM $12, itu berarti satu video bisa menghasilkan sekitar $168.000—atau sekitar Rp2,7 miliar. Hanya dari satu video.
Pertanyaan besar pun muncul di benak saya:
“Apakah mungkin video tentang Pacu Jalur dari tanah Kuantan ini bisa menembus jutaan penonton?”
Jika konten lokal yang penuh budaya, semangat, dan keunikan bisa dibingkai seindah cara Joe bercerita—mungkin saja dunia akan melihat. Mungkin saja, inilah saatnya kisah dari balik sungai, tradisi, dan tanah Riau mengudara ke jutaan layar dunia.
JoeHattab – جو حطاب
Leave a Reply