AKTAMEDIA.COM-Menjadi seorang Muslim yang sempurna tidak cukup hanya dengan keyakinan dan persaksian (meyakini keesaan Allah dan Kenabian Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam) semata. Tetapi harus juga melengkapinya dengan amal perbuatan, ibadah, dan mu’amalah yang baik antar sesama manusia.
Nah salah satu amalan yang setiap muslim harus menguasai dan mengamalkannya ialah Durusul Quran atau belajar Al-Qur’an. Selain merupakan ibadah yang memiliki balasan berlipat ganda, membaca Al-Qur’an juga merupakan bukti dari keimanan seorang hamba, dekat-jauhnya seorang hamba dengan Al-Qur’an menjadi timbangan baik-tidaknya keimanan.
Apalagi Al-Qur’an merupakan petunjuk dan pedoman hidup setiap manusia, tentu membaca menjadi langkah awal untuk menuntun hidup ke jalan yang lebih baik.
Sayangnya kini banyak kaum muslimin yang semakin jauh dari Al-Qur’an dengan alasan yang bermacam-macam. Salah satunya, bingung dan sulit untuk memahami pembelajaran Al-Qur’an karena materi yang banyak dan berbelit-belit.
Maka dari itu dalam tulisan ini kami coba untuk berbagi metode atau konsep pengajaran Al-Qur’an yang mudah dan tidak berbelit-belit. Bagaimana konsep dan metodenya? Mari kita bahas.
Seseorang akan mahir atau pandai membaca Al-Qur’an ketika ia menguasai 6 poin. Yaitu:
Huruf Hijaiyyah
Menguasai huruf hijaiyyah adalah keharusan sebagai tahap awal belajar Al-Qur’an. Huruf hijaiyyah berjumlah 29 Huruf:
أ ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز ش س ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و ه لا ء ي
Selain itu, juga harus menguasai cara penyebutan (makharijul huruf) setiap huruf hijaiyyah di atas beserta dengan sifat penyebutannya (sihfatul huruf) yang membedakan satu huruf dengan huruf lainnya.
Hukum Bacaan
Ada 4 hukum dasar yang harus dikuasai dalam membaca Al-Qur’an, yaitu:
Pertama: hukum nun sukun atau tanwin, meliputi: Idzhar, iqlab, idgham, ikhfa.
Kedua: hukum mim sukun, meliputi: idzhar syafawi, ikhfa syafawi, idgham mimi.
Ketiga: hukum ghunnah (dengung), meliputi: ghunnah pada huruf نّ مّ, ghunnah pada hukum, ikhfa, idgham bi ghunnah, idgham mimi, iqlab.
Keempat: hukum idgham (penggabungan dua huruf), meliputi: idgham mutamatsilain (menggabungkan 2 huruf yang sama makhraj dan sifatnya), idgham mutajanisain (menggabungkan 2 huruf yang sama makhraj tapi beda sifat), idgham mutaqoribain (menggabungkan 2 huruf yang berbeda sifat tapi makhrajnya berdekatan), idgham mutaba’idain (menggabungkan 2 huruf yang berbeda sifat dan makhrajnya).
Mad (Panjang Bacaan)
Bacaan panjang dalam membaca Al-Qur’an adalah Mad, ia terbagi dua, yaitu,
Pertama, Mad thobi’i atau mad ashli. Yaitu bacaan panjang yang terjadi karena adanya pertemuan antara harakat fathah (baris atas) dengan alif, harakat kashrah (baris bawah) dengan ya sukun, dan harakat dhommah (seperti angka 9 kecil di atas huruf) bertemu dengan waw sukun. Panjangnya 2 harakat atau 2 ketukan.
Kedua, mad far’i atau mad cabang. Yaitu bacaan panjang yang terjadi karena adanya pertemuan antara huruf mad ا و ي dengan beberapa sebab, yaitu; sukun, hamzah, tasydid, waqaf. Tempo bacaannya berbeda-beda tergantung sebab. Mulai dari 2 ketukan, 4-5 ketukan, dan 6 ketukan.
Waqaf (tanda berhenti bacaan)
Tanda wajib, boleh, atau terlarang untuk berhenti dalam membaca Al-Qur’an adalah waqaf. Ia terbagi kepada beberapa macam,
Tam, yaitu tanda wajibnya berhenti, biasanya bertandakan huruf mim kecil م dan tanda قلى (waqfun aula).
Jaiz, yaitu tanda bolehnya berhenti, biasanya bertandakan huruf ج (jaiz).
Hasan, yaitu tanda bolehnya berhenti namun dianjurkan untuk mengulang beberapa kata sebelumnya. Biasanya bertandakan huruf صلى (washlun aula).
Qabih, yaitu tanda terlarangnya berhenti. Bertandakan dengan huruf لا (lam nahiyah).
Tebal-tipis pada bacaan
Bacaan Tebal-tipis terjadi pada beberapa huruf dalam Al-Qur’an.
Selalu tebal, yaitu huruf yang memiliki sifat isti’la (terangkatnya lidah ketika menyebutkannya)
خ ص ض غ ط ق ظ
Selalu tipis, yaitu huruf yang memiliki sifat istifal (tetap lidah pada posisi semula ketika menyebutkannya) selain yang tersebut di atas.
Bisa tebal dan tipis, yaitu huruf ل dan ر .
Harakat (tanda baca)
Tanda baca dalam Al-Qur’an ada dua macam, yaitu:
Harakat dasar. Meliputi; fathah (baris atas, dibaca ‘a’), kashrah (baris bawah, dibaca ‘i’), dhommah (baris atas seperti angka 9, dibaca ‘u’), sukun (seperti bulan sabit), tasydid (seperti huruf ‘w’ kecil).
Harakat asing (gharib). Meliputi; shifr (bulat loncong dan bulat sempurna di atas huruf-huruf mad), nun wiqoyah nun kecil di bawah huruf).
Inilah sekilas penjelasan dan pengajaran terkait konsep atau metode pengajaran Al-Qur’an yang sistematis dan efektif. Tentu penjelasan di sini belum secara mendalam, karena akan lebih baik jika pengajaran Al-Qur’an dilakukan secara tatap muka atau face to face. Demikianlah tulisan ini kami cukupkan. Sekian.
6 Langkah Menjadi Mahir Membaca Al-Qur’an – Tarjimu
[…] itu, dalam tulisan ini kami akan membagikan metode pembelajaran Al-Qur’an yang sederhana dan mudah dipahami. Berikut enam poin utama yang harus dikuasai agar seseorang mahir […]