AKTAMEDIA.COM, JAKARTA – Kalau ngobrol sama orang tua atau kakek-nenek yang kuliah di zaman dulu, mereka pasti familiar dengan istilah SKALU, yang diikuti oleh SIPENMARU, UMPTN, hingga kini SNBP. Setiap generasi punya istilah sendiri untuk mengacu ke seleksi perguruan tinggi, dan masing-masing membawa cerita serta nostalgia yang khas.
Yuk, kita bahas perubahannya dari masa ke masa!
Generasi SKALU: Tahun 1970-an
SKALU adalah singkatan dari Sekrrtariat Kerjasama Lima Universitas. Pada era ini, seleksi dilakukan secara terpusat untuk pertama kalinya, terutama karena pemerintah ingin mengatur jumlah mahasiswa yang masuk ke perguruan tinggi negeri.
Sistem ini masih sederhana dibandingkan sekarang, tetapi sudah cukup menjadi momok buat siswa SMA di zamannya.
Generasi SKALU ini adalah mereka yang besar di era 70-an, di mana jumlah universitas negeri di Indonesia masih terbatas. Jadi, nggak heran kalau masuk perguruan tinggi dianggap sebuah prestasi besar.
SIPENMARU: Tahun 1980-an
Masuk ke tahun 1980-an, SKALU diganti dengan SIPENMARU (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Sistem ini mulai diperbaiki untuk mengakomodasi jumlah calon mahasiswa yang makin membludak. SIPENMARU dianggap lebih terstruktur karena pelaksanaannya di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Istilah SIPENMARU sering banget dikenang sama generasi yang besar di tahun 80-an. Salah satu cirinya adalah pendaftaran dan ujian tulis dilakukan serentak di seluruh Indonesia. Sistem ini juga menandai era awal munculnya persaingan masuk jurusan-jurusan favorit seperti Kedokteran atau Teknik.
Di era ini juga mulai diperkenalkan jalur prestasi melalui PMDK atau Penelusuran Minat Dan Kemampuan.
UMPTN: Tahun 1990-an
Di awal 90-an, SIPENMARU digantikan dengan UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Ini adalah era di mana persaingan masuk kampus negeri mulai ketat banget. Soal-soalnya terkenal bikin pusing kepala, terutama di jurusan yang passing grade-nya tinggi.
UMPTN ini adalah masa di mana “try out” menjadi tren di kalangan siswa SMA. Banyak anak rela ikut bimbel (bimbingan belajar) khusus UMPTN dan belajar mati-matian untuk bisa lolos ke kampus impian. Drama memilih jurusan juga sering terjadi, apalagi kalau pilihan pertama gagal dan harus pasrah dengan pilihan kedua.
SNMPTN dan SBMPTN: Tahun 2000-an
Tahun 2000-an membawa perubahan signifikan dengan munculnya SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Sistem ini memperkenalkan jalur undangan berdasarkan nilai rapor SMA, sehingga nggak semua siswa harus ikut ujian tulis.
Kemudian, jalur ujian tulis berubah nama menjadi SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Ini memberikan dua opsi seleksi: jalur undangan untuk yang punya nilai akademik bagus dan jalur ujian tertulis untuk yang mau bersaing di level nasional.
Era ini adalah masa generasi milenial, yang mulai terbiasa dengan sistem pendaftaran online dan ujian berbasis komputer. Namun, persaingan tetap ketat, dan bimbel masih jadi andalan banyak siswa.
SNBP dan SNBT: Era Sekarang (2020-an)
Istilah terbaru yang digunakan adalah SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi) dan SNBT (Seleksi Nasional Berdasarkan Tes). SNBP adalah evolusi dari SNMPTN, sementara SNBT menggantikan SBMPTN. Sistem ini dirancang untuk lebih inklusif dan berbasis teknologi, di mana proses pendaftaran dan seleksi sepenuhnya dilakukan secara online.
Generasi Alpha yang bakal masuk kuliah di era ini sudah terbiasa dengan digitalisasi. Mereka nggak perlu lagi repot-repot beli formulir pendaftaran di bank seperti zaman UMPTN dulu. Namun, tekanan memilih jurusan dan kampus favorit tetap nggak berubah, menjadi drama abadi setiap generasi.
Mengapa Istilahnya Selalu Berganti?
Perbaikan Sistem Seleksi
Setiap istilah baru mencerminkan perubahan kebijakan untuk mengakomodasi kebutuhan zaman. Misalnya, SKALU dirancang untuk seleksi awal yang masih sederhana, sedangkan SNBP dan SNBT lebih fokus pada transparansi dan keadilan.
Adaptasi Teknologi
Dari formulir manual hingga pendaftaran online, perubahan istilah sering mengikuti perkembangan teknologi. Hal ini juga untuk membuat sistem seleksi lebih efisien dan terjangkau.
Branding Pendidikan
Setiap istilah baru membawa kesan modernisasi dan pembaruan. Ini menjadi cara pemerintah “rebranding” sistem pendidikan agar terasa relevan dengan generasi baru.
Nostalgia dan Cerita di Balik Istilah
Setiap istilah seleksi punya tempat khusus di hati generasi yang melewatinya. Generasi SKALU mengenang perjuangan masa-masa awal pendidikan tinggi di Indonesia. Generasi SIPENMARU bangga menjadi bagian dari sistem seleksi yang lebih terorganisir.
Generasi UMPTN mungkin punya cerita soal belajar kelompok sampai larut malam. Sementara, generasi SNBP dan SNBT hidup di era teknologi yang serba cepat dan praktis.
Apa pun istilahnya, intinya tetap sama: perjuangan untuk masuk ke perguruan tinggi impian selalu membawa cerita yang membekas di hati setiap generasi. Jadi, apa istilah seleksi perguruan tinggi yang pernah kamu lewati?
Leave a Reply