AKTAMEDIA.COM, KHATMANDU – Kondisi terkini “Nepal chaos” / protes Gen-Z di Nepal per September 2025.
🔍 Apa yang terjadi
Protes skala besar dipimpin oleh generasi muda (Gen Z) di Nepal, dipicu oleh frustrasi atas korupsi, nepotisme, dan kesempatan ekonomi yang terbatas.
Pemicu langsungnya adalah larangan pemerintah terhadap sejumlah besar platform media sosial, karena mereka diduga tidak mendaftar sesuai persyaratan regulasi baru. Larangan ini memicu kemarahan massa.
Pemerintah memakai kekuatan, termasuk polisi menembak para pengunjuk rasa. Setidaknya 19 orang tewas dalam protes akibat ban media sosial.
Akibat tekanan publik, pemerintah mencabut larangan media sosialnya.
🏛️ Dampak politik dan perubahan
Perdana Menteri KP Sharma Oli mengundurkan diri menyusul gelombang protes.
Para pengunjuk rasa mengusulkan pembentukan pemerintah sementara, dan nama Sushila Karki, mantan Ketua Hakim Agung (Chief Justice), muncul sebagai calon kuat pemimpin sementara.
Ada tuntutan untuk membubarkan parlemen, melakukan pemilihan umum baru, serta memperbaiki konstitusi (tetapi mereka menyebut tidak ingin menghapus konstitusi sepenuhnya) dengan reformasi.
⚠️ Situasi keamanan & sosial
Di Kathmandu dan beberapa kota lainnya, keadaan darurat dan pemberlakuan jam malam / curfew diberlakukan.
Polisi dan militer diturunkan ke jalan untuk mengendalikan kerusuhan.
Banyak instansi publik / layanan tertutup — sekolah, toko, dan aktivitas normal banyak terganggu.
Salah satu masalah tambahan: jumlah pengunjuk rasa dan korban luka cukup tinggi; beberapa rumah pejabat, kantor pemerintahan, bahkan gedung parlemen dibakar atau dirusak.
⚙️ Tuntutan & ke depan
Gen Z dan kelompok pengunjuk rasa mendesak agar banyak reformasi dilakukan, termasuk pemerintahan yang lebih transparan, pertanggungjawaban, dan pemilihan umum yang dianggap lebih adil.
Penunjukan interim leader (pemimpin sementara) seperti Karki masih dalam pembicaraan dan negosiasi dengan presiden dan tentara.
Leave a Reply