Advertisement

Krisis Kepemimpinan dan Gelombang Demonstrasi, Sudahilah Dan Berbenahlah

AKTAMEDIA.COM – Indonesia saat ini tengah menghadapi berbagai persoalan kompleks. Angka kemiskinan terus meningkat, pengangguran bertambah akibat banyaknya perusahaan gulung tikar, dan permasalahan sosial kian mengkhawatirkan. Tingginya angka perceraian memicu munculnya keluarga yang retak (broken home), yang berimbas pada anak-anak kehilangan kasih sayang. Tak hanya itu, kejahatan seperti pencurian, pembunuhan, penyalahgunaan narkoba, judi online, hingga praktik perselingkuhan merebak di tengah masyarakat.

Di balik fenomena ini, ada krisis yang lebih mendasar: krisis kepemimpinan. Banyak pemimpin gagal menunjukkan keteladanan (uswah hasanah), tidak mengayomi dengan baik (qudwah), dan abai terhadap nilai kasih sayang (lutuf wa mawaddah) kepada rakyat. Sebaliknya, yang muncul justru perilaku koruptif (risywah), keserakahan (thama’), arogansi, dan sifat-sifat tercela lainnya. Ironisnya, sebagian dari mereka berasal dari kalangan sederhana yang dulunya merasakan getirnya kehidupan. Namun, ketika berkuasa, lupa diri dan larut dalam kenikmatan dunia. Imam Al-Ghazali mengingatkan, cinta dunia adalah penghalang mendekatkan diri kepada Allah. Dunia hanyalah fana, sementara akhirat kekal abadi.

Gelombang demonstrasi besar yang terjadi beberapa hari terakhir hanyalah puncak gunung es dari akumulasi persoalan ini. Kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat, perubahan regulasi demi kepentingan segelintir pihak, pajak yang memberatkan, pengambilalihan aset, hingga utang negara yang menumpuk, menimbulkan keresahan. Kebijakan seharusnya menenteramkan hati rakyat, bukan sebaliknya.

Dampak demo tersebut begitu besar: gedung DPR, DPRD, Polres, dan sejumlah kantor pemerintah rusak dan terbakar. Bahkan rumah tokoh publik seperti Ahmad Sahroni, Uya Kuya, Eko Patrio, Nova Urbach, Puan Maharani, hingga Sri Mulyani dirusak dan dijarah. Kerugian materi dan luka batin keluarga mereka sulit terbayangkan. Tindakan ini menunjukkan bahwa sebagian mental masyarakat kita juga telah mengalami degradasi moral. Kesalahan mereka dalam ucapan dan tindakan tidak sepatutnya dibalas dengan kekerasan brutal.

Saatnya kita semua melakukan introspeksi.
Pertama, kepada Presiden, perbaiki strategi kepemimpinan, benahi lingkaran terdekat, pilih orang-orang terbaik yang tulus bekerja untuk rakyat.
Kedua, kepada anggota legislatif, hati-hati dalam membuat undang-undang. Pastikan setiap kebijakan berpihak kepada rakyat dan hindari sikap arogan.
Ketiga, kepada rakyat, hentikan aksi anarkis. Jangan mau terprovokasi oleh pihak-pihak yang punya agenda tersembunyi. Mahasiswa, kembali ke kampus, tekuni ilmu, rajin diskusi, perkuat ibadah, dan hormati orang tua.

Indonesia harus tetap utuh sebagai negara kesatuan. Jangan sampai kemarahan yang tak terkendali memicu darurat militer atau bahkan perpecahan bangsa. NKRI adalah harga mati. Mari jaga persatuan, perkuat persaudaraan, dan jadikan demo kemarin sebagai pelajaran berharga.

Be calm, be happy.

 

By: Dr. Yundri Akhyar, M.A (Pengamat Sosial Masyarakat)

Cucu Komisaris
Author: Cucu Komisaris

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *