AKTAMEDIA.COM, WASHINGTON – Dalam dunia kecerdasan buatan (AI) dan pemrosesan bahasa alami (NLP), nama Adhiguna Kuncoro menjadi salah satu sosok penting yang berasal dari Indonesia dan berhasil menembus pusat riset terdepan dunia, yaitu Google DeepMind. Perjalanannya tidak hanya mencerminkan prestasi akademik yang gemilang, tetapi juga kisah inspiratif tentang bagaimana dedikasi, kerja keras, dan rasa ingin tahu dapat membawa seorang anak bangsa menuju panggung riset internasional.
Adhiguna menempuh pendidikan sarjana di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada program studi Teknik Informatika. Di kampus inilah ia mulai tertarik pada bidang kecerdasan buatan, khususnya pemrosesan bahasa alami (Natural Language Processing). Minat ini kemudian membawanya untuk melanjutkan studi ke luar negeri.
Ia berhasil meraih beasiswa dan melanjutkan studi magister di Carnegie Mellon University (CMU), Amerika Serikat. CMU dikenal sebagai salah satu pusat terkuat dalam bidang NLP dan Machine Learning di dunia. Di sana ia mendalami Language Technologies di School of Computer Science, dengan fokus pada teknik pembelajaran mesin untuk memahami dan memproses bahasa manusia.
Kehausan ilmiahnya tidak berhenti di situ. Ia kemudian menempuh program doktoral (DPhil/PhD) di University of Oxford, Inggris, di bawah bimbingan Prof. Phil Blunsom, salah satu tokoh berpengaruh di bidang NLP dan juga ilmuwan senior di DeepMind. Disertasinya berfokus pada struktur sintaksis dalam model bahasa berbasis neural network, sebuah topik yang kelak menjadi kontribusi penting dalam riset NLP modern.
Selain studi formal, Adhiguna aktif menimba pengalaman riset lintas negara. Ia sempat melakukan riset di:
Nara Institute of Science and Technology (NAIST), Jepang, di bawah bimbingan Kevin Duh.
University of Washington, Seattle, AS, bekerja bersama Noah Smith, salah satu pakar NLP dunia.
Pengalaman riset internasional ini memperkaya perspektifnya dalam menggabungkan teori linguistik dengan pendekatan pembelajaran mesin modern.
Setelah menyelesaikan doktoralnya, Adhiguna bergabung dengan Google DeepMind, salah satu laboratorium AI paling prestisius di dunia. Di sini ia berperan sebagai Research Scientist dengan fokus pada machine learning, natural language processing, dan structured prediction.
DeepMind bukan hanya dikenal dengan pencapaian spektakuler seperti AlphaGo, tetapi juga riset-riset fundamental dalam reinforcement learning, transformer models, hingga bahasa alami. Kontribusi Adhiguna di DeepMind menempatkannya pada barisan terdepan para peneliti yang mengembangkan sistem AI generasi berikutnya.
Adhiguna Kuncoro telah menghasilkan sejumlah publikasi penting yang sering dikutip dalam literatur NLP, di antaranya:
“What do recurrent neural network grammars learn about syntax?” (EACL 2017)
– Menjelaskan bagaimana model grammar berbasis RNN dapat menangkap struktur sintaksis dalam bahasa.
“LSTMs can learn syntax-sensitive dependencies well, but modeling structure makes them better” (ACL 2018)
– Menunjukkan bahwa meski LSTM efektif dalam menangkap ketergantungan sintaks, penambahan struktur linguistik eksplisit membuat model lebih baik.
“Scalable syntax-aware language modelling with knowledge distillation” (ACL 2019)
– Membahas teknik knowledge distillation untuk membuat model bahasa sadar sintaks namun tetap efisien.
Atas kontribusinya, ia meraih Outstanding Paper Award di EACL 2017 dan Best Paper Award di ACL 2018 – sebuah pencapaian bergengsi dalam komunitas NLP internasional.
Selain riset, Adhiguna juga aktif dalam membangun ekosistem pembelajaran mesin di Asia Tenggara. Ia menjadi salah satu penyelenggara Southeast Asia Machine Learning School (SEA-MLS), forum pendidikan yang mempertemukan peneliti, praktisi, dan mahasiswa untuk memperluas pemahaman tentang AI.
Keterlibatannya di SEA-MLS menunjukkan komitmen untuk berbagi ilmu dengan generasi berikutnya, terutama bagi peneliti muda dari kawasan Asia Tenggara yang sering kali terkendala akses terhadap pendidikan dan riset kelas dunia.
Kisah perjalanan Adhiguna Kuncoro adalah bukti nyata bahwa peneliti Indonesia mampu bersaing di level global. Dari ITB, CMU, hingga Oxford, dan kini di DeepMind, ia menunjukkan bahwa kualitas riset yang dilahirkan oleh anak bangsa dapat memberikan kontribusi penting dalam pengembangan AI dunia.
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan, sosok Adhiguna memberi inspirasi bahwa mimpi besar dapat diraih dengan kerja keras, kolaborasi internasional, dan keberanian untuk keluar dari zona nyaman.
Adhiguna Kuncoro adalah representasi peneliti muda Indonesia yang berhasil menorehkan prestasi internasional di bidang AI dan NLP. Dengan latar belakang akademik yang kuat, pengalaman riset lintas negara, serta kontribusi nyata di Google DeepMind, ia kini berdiri sebagai salah satu tokoh yang memberi warna dalam perjalanan ilmu kecerdasan buatan dunia.
Keberhasilannya bukan hanya tentang pencapaian pribadi, melainkan juga tentang membuka jalan bagi peneliti-peneliti Indonesia lainnya untuk berkiprah di panggung global.
Leave a Reply