Advertisement

80 Tahun Lalu Bom Atom Hiroshima

AKTAMEDIA.COM, TOKYO – Pagi hari tanggal 6 Agustus 1945, kota Hiroshima tengah menjalani rutinitas seperti biasa. Sekitar pukul 07.00, sirene peringatan sempat berbunyi namun segera dicabut setelah terdeteksi hanya beberapa pesawat pengintai.

Penduduk pun kembali ke aktivitas mereka. Pada pukul 08.15 waktu setempat, dari ketinggian sekitar 9.400 meter, pesawat pengebom B-29 Enola Gay menjatuhkan bom atom pertama dalam sejarah perang: Little Boy, senjata uranium-235 seberat 4 ton. Bom itu meledak di udara (airburst) pada ketinggian sekitar 600 meter di atas pusat kota Hiroshima.

Ledakan terjadi sekitar 43 detik setelah pelepasan, menghasilkan cahaya seputih magnesium yang terlihat hingga berkilometer jauhnya. Suhu di titik ledakan mencapai sekitar 1 juta derajat Celsius, menciptakan bola api selebar 300 meter dan panas ekstrem yang langsung menguapkan tubuh-tubuh manusia yang berada terlalu dekat dengan pusat ledakan.

Gelombang kejut (shockwave) dengan kekuatan setara 15.000 ton TNT menghantam radius lebih dari dua kilometer, meruntuhkan bangunan-bangunan dari kayu dan beton ringan, memicu kebakaran besar, serta menciptakan tekanan udara yang mematikan. Radiasi gamma dan neutron menyebar seketika, menembus tubuh-tubuh manusia dan menanamkan benih penyakit yang baru akan berkembang selama berminggu-minggu, bulan, bahkan bertahun-tahun ke depan.

Sekitar 70.000–80.000 orang tewas seketika—baik karena panas, reruntuhan, atau kombinasi keduanya. Kota Hiroshima, yang saat itu dihuni sekitar 350.000 jiwa, porak-poranda: 70% bangunan hancur total, dan 90% lainnya rusak. Beberapa jam kemudian, “hujan hitam” (kuroi ame) turun—air yang tercampur debu radioaktif dan karbon hasil pembakaran massal, memperparah paparan radiasi pada korban yang selamat.

Rumah sakit utama hancur, tenaga medis pun terbunuh atau terluka, membuat penanganan darurat nyaris mustahil. Pada hari yang sama, pemerintah Jepang belum mengetahui secara pasti jenis bom yang digunakan, namun menyadari ini bukan serangan konvensional.

Steven
Author: Steven

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *