Advertisement

Pola Asuh Hibrid: Integrasi Ketegasan Dan Empati Generasi Alpha

AKTAMEDIA.COM, JAKARTA — Fenomena pola asuh hibrid yang mengintegrasikan ketegasan dan empati menjadi strategi adaptif yang semakin relevan dalam mendidik anak Generasi Alpha, seiring dengan kompleksitas tantangan pengasuhan di era digital yang menuntut keseimbangan antara struktur dan fleksibilitas. Hal ini tercermin dari pengalaman nyata yang dibagikan aktris Zee Zee Shahab mengenai penerapan “Parenting VOC” dalam mengasuh kedua anaknya, sebagaimana dilaporkan Detik.com, 3 Agustus 2025.

https://hot.detik.com/celeb/d-8042304/cerita-zee-zee-shahab-didik-anak-pakai-parenting-voc

Transformasi lanskap pengasuhan modern menghadirkan dilema unik bagi orang tua milenial (generasi kelahiran 1981-1996) yang berusaha memadukan nilai-nilai tradisional dengan pendekatan kontemporer. Generasi Alpha (generasi kelahiran 2010-2025), yang lahir antara 2010-2025, tumbuh dalam lingkungan yang didominasi teknologi digital dan memiliki karakteristik unik yang memerlukan strategi pengasuhan yang berbeda dari generasi sebelumnya. Pola asuh hibrid (hybrid parenting) atau pengasuhan campuran muncul sebagai respons terhadap ketidakefektifan pendekatan tunggal dalam menghadapi keragaman kebutuhan perkembangan anak di era ini.

Penelitian terkini menunjukkan bahwa implementasi pola asuh hibrid yang mengombinasikan elemen otoritatif (authoritative – tegas namun responsif) dan permisif (permissive – memberikan kebebasan dengan sedikit kontrol) menghasilkan dampak positif terhadap regulasi emosi (emotional regulation – kemampuan mengelola dan mengontrol emosi) anak Generasi Alpha. Studi oleh Rahmawati et al. (2025) menemukan bahwa faktor demografi dan gaya pengasuhan berperan sebagai mediator (perantara atau penghubung) dalam regulasi emosi siswa Generasi Alpha, dengan pendekatan yang menggabungkan struktur dan responsivitas (responsiveness – daya tanggap) menunjukkan hasil optimal. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa gaya pengasuhan yang adaptif dan fleksibel lebih efektif dalam menghadapi tantangan perkembangan anak di era digital (Li et al., 2022).

Analisis mendalam terhadap dinamika pola asuh hibrid mengungkapkan bahwa keberhasilannya bergantung pada kemampuan orang tua untuk melakukan adaptasi kontekstual (contextual adaptation – penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi) terhadap kebutuhan digital anak. Modecki et al. (2022) melalui systematic review (tinjauan sistematis – metode penelitian yang menganalisis berbagai studi secara komprehensif) yang komprehensif menjelaskan bahwa pengasuhan digital (digital parenting) memerlukan pendekatan yang lebih nuanced (bernuansa – halus dan kompleks), dimana orang tua harus mampu mengelola kecemasan teknologi sambil memberikan bimbingan yang tepat. Pola ini kontras dengan pendekatan tradisional yang cenderung monolitik (tunggal dan kaku) dan kurang responsif terhadap karakteristik unik perkembangan anak di era digital.

Karakteristik unik Generasi Alpha, yang terpapar teknologi digital sejak lahir, membutuhkan strategi pengasuhan yang mempertimbangkan literasi digital (digital literacy – kemampuan menggunakan teknologi dengan bijak) dan kemampuan kognitif yang berkembang berbeda dari generasi sebelumnya. Penelitian oleh Wang et al. (2023) menunjukkan bahwa gaya pengasuhan berpengaruh signifikan terhadap keterampilan manajemen emosi anak melalui mediasi kontrol diri (self-control – kemampuan mengendalikan diri) dan interaksi sosial (social interaction – hubungan timbal balik dengan orang lain). Pola asuh hibrid memberikan framework (kerangka kerja – struktur panduan) yang tepat untuk mengelola kompleksitas ini melalui penetapan boundaries (batasan-batasan – aturan dan limit yang jelas) yang jelas dengan ruang dialog yang terbuka, memungkinkan anak mengembangkan keterampilan regulasi emosi yang optimal.

Implementasi pola asuh hibrid memerlukan strategi konkret yang dapat diadopsi orang tua dalam konteks modern. Pertama, penetapan aturan non-negotiable (tidak dapat ditawar – aturan mutlak yang harus dipatuhi) yang berkaitan dengan keamanan dan nilai-nilai inti keluarga, dengan penjelasan rasional yang dapat dipahami anak. Kedua, penciptaan ruang dialog untuk keputusan-keputusan yang dapat didiskusikan bersama, memberikan anak kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Ketiga, konsistensi dalam penerapan konsekuensi yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, menghindari hukuman yang bersifat punitif (punitive – menghukum semata) namun tetap memberikan pembelajaran yang bermakna. Research menunjukkan bahwa pendekatan otoritatif yang menggabungkan warmth (kehangatan – kasih sayang dan dukungan emosional) dan struktur menghasilkan outcome (hasil atau dampak) perkembangan terbaik bagi anak (Georgiou et al., 2023).

Pola asuh hibrid yang mengintegrasikan ketegasan dan empati terbukti menjadi pendekatan yang efektif dalam mendidik Generasi Alpha. Keberhasilan implementasi strategi ini bergantung pada kemampuan orang tua untuk melakukan adaptasi kontekstual dan memahami kebutuhan unik anak mereka. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan tools assessment (alat penilaian – instrumen untuk mengukur dan mengevaluasi) yang dapat membantu orang tua mengidentifikasi kombinasi pola asuh yang optimal untuk setiap anak, memastikan bahwa pendekatan hibrid ini dapat diimplementasikan secara lebih sistematis dan terukur dengan call-to-action (seruan bertindak) yang jelas bagi para praktisi pengasuhan modern.

Penulis adalah mahasiswa pascasarjana S3 Prodi Hukum Keluarga Islam UIN Suska Riau

Daftar Pustaka

Georgiou, S. N., Ioannou, M., & Stavrinides, P. (2023). Exploring parenting styles patterns and children’s socio-emotional skills. Children, 10(7), Article 1253. https://doi.org/10.3390/children10071253

Li, Y., Chen, H., & Wang, M. (2022). The impact of parenting styles on undergraduate students’ emotion regulation: The mediating role of academic-social student-faculty interaction. Frontiers in Psychology, 13, Article 972006. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2022.972006

Modecki, K. L., Goldberg, R. E., Wisniewski, P., & Orben, A. (2022). What is digital parenting? A systematic review of past measurement and blueprint for the future. Perspectives on Psychological Science, 17(6), 1673-1693. https://doi.org/10.1177/17456916211072458

Rahmawati, S., Abdullah, N., & Pratiwi, D. (2025). Uncovering the influence of demographic factors on the emotional regulation of Alpha generation students: The role of parenting style as a mediator. Cogent Education, 12(1), Article 2511448. https://doi.org/10.1080/2331186X.2025.2511448

Wang, Y., Liu, J., & Zhang, S. (2023). Parenting style and children emotion management skills among Chinese children aged 3–6: The chain mediation effect of self-control and peer interactions. Frontiers in Psychology, 14, Article 1231920. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2023.1231920

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *