AKTAMEDIA.COM, VENESIA – Di tengah hiruk-pikuk dunia modern yang dipenuhi kendaraan bermotor, Venesia (Venice) berdiri sebagai pengecualian yang menawan. Terletak di timur laut Italia, kota ini dikenal bukan hanya karena keindahan arsitektur dan sejarahnya, tetapi juga karena satu hal yang sangat unik: tidak ada mobil di Venesia.
Venesia dibangun pada abad ke-5 Masehi oleh para pengungsi yang melarikan diri dari invasi barbar. Mereka menetap di pulau-pulau rawa di Laguna Venesia, membangun rumah-rumah di atas tiang kayu yang ditancapkan ke dalam lumpur. Seiring waktu, Venesia berkembang menjadi pusat perdagangan penting yang menghubungkan Timur dan Barat. Pada puncaknya di abad ke-13–17, kota ini menjadi salah satu kekuatan maritim terkuat di Eropa.
Ketiadaan kendaraan bermotor di Venesia bukan hasil kebijakan modern, melainkan warisan dari struktur kota itu sendiri. Kota ini dibangun di atas 118 pulau kecil, yang dipisahkan oleh sekitar 150 kanal dan dihubungkan oleh lebih dari 400 jembatan. Jalanannya sempit dan tidak memungkinkan dilintasi kendaraan roda empat. Dengan begitu, Venesia secara alami berkembang sebagai kota pejalan kaki dan perahu.
Tanpa mobil, bagaimana orang berpindah tempat di kota ini? Jawabannya adalah melalui jalan air dan kaki. Berikut jenis transportasi utama di Venesia:
1. Vaporetto
Ini adalah bus air yang menjadi moda transportasi umum utama di kanal-kanal besar, seperti Grand Canal.
2. Gondola
Dulunya merupakan kendaraan utama warga Venesia, kini gondola lebih sering digunakan untuk pariwisata. Perjalanan romantis dengan gondola menjadi daya tarik khas kota ini.
3. Traghetto
Gondola besar yang digunakan untuk menyeberangi Grand Canal di tempat-tempat tanpa jembatan.
4. Perahu Pribadi & Taksi Air
Penduduk lokal dan hotel mewah menggunakan perahu motor pribadi atau taksi air untuk perjalanan yang lebih cepat.
5. Berjalan Kaki
Jalan setapak dan jembatan kecil adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di Venesia. Semua orang terbiasa berjalan kaki, dari anak sekolah hingga petugas kebersihan.
Tidak adanya mobil berarti semua logistik, seperti bahan makanan, barang dagangan, hingga sampah, diangkut melalui perahu pengangkut. Setelah sampai di titik tertentu, barang akan dipindahkan dengan troli dorong oleh para pekerja yang disebut facchini. Pemandangan orang mendorong troli di gang-gang sempit adalah hal biasa di sini.
Venesia bisa dianggap sebagai contoh awal kota ramah lingkungan:
Tingkat polusi udara sangat rendah.
Kebisingan kendaraan hampir tidak ada.
Kota ini secara alami mendorong gaya hidup aktif dan sehat.
Namun, tantangan tetap ada. Meskipun bebas mobil, Venesia menghadapi ancaman besar dari kenaikan permukaan laut dan banjir musiman (acqua alta), yang sering merendam beberapa bagian kota.
Setiap tahun, jutaan wisatawan mengunjungi Venesia untuk menyaksikan:
Piazza San Marco (Alun-alun Santo Markus)
Basilika Santo Markus
Grand Canal
Jembatan Rialto
Istana Doge
Selain itu, Venesia terkenal karena Festival Karnaval Venesia yang penuh topeng dan kemegahan, serta Biennale Venezia, pameran seni dan arsitektur internasional prestisius.
Venesia bukan satu-satunya kota tanpa mobil, tapi ia adalah ikon kota pejalan kaki yang hidup tanpa ketergantungan pada kendaraan bermotor. Di tengah perdebatan global soal polusi, perubahan iklim, dan transportasi berkelanjutan, kota seperti Venesia menjadi inspirasi bagaimana kota masa depan dapat dirancang lebih ramah lingkungan.
Venesia adalah kota yang menolak tunduk pada modernisasi yang merusak. Ia tetap teguh mempertahankan identitas uniknya sebagai kota tanpa mobil—di mana alih-alih suara mesin, yang terdengar hanyalah desir air dan langkah kaki. Kota ini tidak hanya menawarkan keindahan visual, tetapi juga pelajaran tentang keberlanjutan, sejarah, dan keunikan manusia dalam menyesuaikan diri dengan alam.
Leave a Reply