AKTAMEDIA.COM, PEKANBARU – Di tengah persaingan ketat bisnis kuliner khas Minang di Kota Pekanbaru, Riau, sebuah rumah makan sederhana bernama “Bini Partamo” berhasil mencuri perhatian publik. Bukan hanya karena cita rasa masakannya yang menggugah selera, tetapi juga karena nama warungnya yang unik dan sempat viral di media sosial.
Rumah Makan Bini Partamo terletak di Jl. Rajawali Sakti Ujung No. 212B, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Riau. Lokasinya cukup strategis karena berada di kawasan padat penduduk dan dikelilingi oleh banyak kampus, perumahan, dan kantor. Keberadaannya menjadi daya tarik tersendiri karena para pelanggan kerap tertawa geli saat membaca nama spanduk besar yang terpampang di depan warung: “RM Bini Partamo”.
Dalam bahasa Minangkabau, “bini partamo” berarti istri pertama. Hal inilah yang membuat banyak orang penasaran, bahkan memancing komentar lucu dari netizen. Beberapa mengaku dimarahi pasangannya karena dianggap mampir ke rumah makan “bini pertama”, padahal itu benar-benar nama warung makan.
Meski dikenal karena nama uniknya, Rumah Makan Bini Partamo tetap mempertahankan kualitas sajian khas Minang yang kaya rempah dan bercita rasa otentik. Beberapa menu favorit pelanggan antara lain:
Gulai kepala ikan
Rendang daging
Ayam goreng balado
Ikan bakar khas Padang
Gulai jengkol
Sayur daun singkong dan sambal ijo
Jus alpukat dan es jeruk segar
Masakan di sini dimasak secara tradisional menggunakan resep keluarga yang diturunkan secara turun-temurun. Gulai kepala ikan mereka disebut-sebut sebagai salah satu menu andalan yang selalu cepat habis saat jam makan siang.
Bangunan Rumah Makan Bini Partamo sederhana, dengan ruangan terbuka yang bisa menampung 20–30 orang. Meja dan kursinya terbuat dari kayu, memberi nuansa rumah makan khas kampung yang nyaman dan tidak terlalu formal.
Pemilik warung dikenal ramah, dan para pegawai pun sigap melayani pelanggan. Meski terkesan sederhana, kebersihan tempat makan dijaga dengan baik. Hal ini menjadi nilai plus di mata pengunjung setia.
Nama unik rumah makan ini sempat menjadi bahan candaan dan meme di media sosial. Bahkan beberapa media online seperti Okezone, Dream.co.id, dan detikFood pernah memuat artikel tentang keviralan Rumah Makan Bini Partamo. Sebagian besar netizen menganggap nama itu lucu, tapi juga menunjukkan kreativitas pemiliknya dalam menarik perhatian pasar.
Beberapa komentar netizen menyebut:
> “Masuk RM Bini Partamo, pulang-pulang ditanya bini di rumah: tadi makan di mana?”
“Kalau ‘bini partamo’, ‘bini sarato’ bukannya bakal buka cabang juga?”
Fenomena viral ini secara tidak langsung meningkatkan popularitas warung tersebut, bahkan menarik pelanggan dari luar kota yang penasaran ingin membuktikan rasa masakannya.
Dalam sebuah studi analisis SWOT oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau, Rumah Makan Bini Partamo digolongkan sebagai UMKM kreatif dengan kekuatan di bidang inovasi branding. Nama yang nyeleneh ternyata efektif menciptakan diferensiasi di tengah menjamurnya rumah makan Padang lain di Pekanbaru.
Cita rasa khas Minang asli
Branding unik yang mudah diingat
Pelayanan ramah dan cepat
Tempat parkir sempit
Belum menyediakan layanan digital pembayaran
Potensi ekspansi ke layanan online (GoFood/GrabFood)
Peluang waralaba atau cabang di kota lain
Persaingan ketat dari rumah makan sejenis
Ketergantungan pada nama viral yang bisa redup
🚗 Tips Berkunjung
Bagi kamu yang ingin mampir ke Rumah Makan Bini Partamo, berikut beberapa tips:
Datang lebih awal saat jam makan siang karena beberapa menu cepat habis.
Siapkan uang tunai, karena sebagian besar transaksi belum menggunakan QRIS.
Jika kamu membawa kendaraan, sebaiknya motor lebih praktis, karena lahan parkir terbatas.
Cocok untuk makan bersama keluarga, teman kerja, atau mahasiswa.
Rumah Makan Bini Partamo bukan sekadar tempat makan biasa. Ia adalah contoh nyata bagaimana inovasi sederhana, seperti nama unik, bisa menciptakan daya tarik yang kuat di tengah kompetisi kuliner. Bagi para penikmat masakan Minang, tempat ini patut masuk daftar kunjungan saat berada di Pekanbaru.
Jika kamu belum pernah ke sini, mungkin sekarang saatnya membuktikan sendiri—bukan karena “bini partamo”-nya, tapi karena masakannya yang benar-benar enak!
Leave a Reply