AKTAMEDIA.COM, Pekanbaru, 12 Juli 2025 – Di balik gemuruh senjata dan deklarasi proklamasi, peran tokoh sipil-militer menjadi naluri yang menjaga keutuhan Republik. Salah satunya adalah Kaharuddin Datuk Rangkayo Basa, yang lahir pada 17 Januari 1906 di Bayur, Agam, Sumatera Barat — seorang perwira polisi, pendiri institusi keamanan republik, sekaligus Gubernur Sumatera Barat pertama (1958–1965) yang tegas menolak pemberontakan PRRI dan memelihara stabilitas nasional di tengah pergolakan regional .
—
Sub Judul 1: Dari OSVIA ke Kepolisian Kolonial
Kaharuddin menempuh pendidikan formal di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) di Padang, lalu melanjutkan ke Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA) di Bukittinggi. Ia kemudian bergabung dengan kepolisian Hindia Belanda dan menjabat sebagai Asisten Demang Polisi di Solok pada 1932. Gelar adat Datuk Rangkayo Basa disematkan pada April 1937 saat menjabat asisten wedana polisi di Baso, Agam .
—
Sub Judul 2: Berjuang Lewat Kepolisian Istimewa Republik
Setelah Proklamasi 1945 dan pendudukan Belanda dimulai, Kaharuddin bersama sejumlah perwira senior mencanangkan pendirian Polisi Istimewa (BIP) di Bukittinggi pada Mei 1946. Pasukan ini kemudian menjadi cikal bakal Brimob (Brigade Mobil) yang memainkan peran penting dalam perlawanan revolusi fisik di Sumatera Barat. Ia membina struktur dan merekrut kader polisi republikein untuk menjaga keamanan dan legitimasi Republik di medan tempur lokal .
—
Sub Judul 3: Menyebarluaskan Proklamasi dan Membangun Institusi Polri
Saat informasi Proklamasi 17 Agustus 1945 tersebar lambat di Sumatra, Kaharuddin dan rekan-rekannya aktif menyebarkan teks Proklamasi ke berbagai nagari. Ia juga membantu merumuskan struktur kepolisian regional di Sumatera Tengah, bersama Soelaiman Effendi, Raden Sulaiman, dan Ahmad Dt Berbangso sehingga Polri berjalan konsisten sesuai NKRI .
—
Sub Judul 4: Gubernur Pertama Sumatera Barat dan Penolak PRRI
Ketika provinsi Sumatera Barat dipisahkan dari Sumatera Tengah pada 1958, Kaharuddin diangkat sebagai Koordinator Sipil, lalu resmi menjabat Gubernur Sumatera Barat mulai 17 Mei 1958 sampai 5 Juli 1965. Di awal masa jabatannya, ia menolak ikut bergabung dengan PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia) yang dipimpin oleh Dewan Banteng—sebuah keputusan yang akhirnya melemahkan pemberontakan dan memperkuat posisi pemerintah pusat di Sumatra Barat .
—
Sub Judul 5: Membangun Pendidikan & Kedaulatan Daerah
Sebagai gubernur, Kharoeddin memprioritaskan pengintegrasian kembali kelembagaan daerah. Salah satu langkah pertama ia adalah membuka kembali Universitas Andalas yang vakum sejak pemberontakan PRRI. Ia juga memfasilitasi berdirinya Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang kini dikenal sebagai Bank Nagari, serta menata kembali tata pemerintahan sipil di Sumbar dengan prinsip transparansi dan integritas tinggi .
—
Sub Judul 6: Integritas Tanpa Korupsi di Era Kekuasaan
Kaharuddin dikenal sebagai sosok anti-KKN. Ia menolak pemberian fasilitas bagi anak-anaknya yang hendak bersekolah polisi, menolak gratifikasi dari pengusaha, dan tidak pernah memanfaatkan jabatan untuk kepentingan keluarga. Selama menjabat, ia mempertahankan karakter jujur yang menjadi teladan moral bagi aparat pemerintahan daerah dan Polri .
—
Dt. Rangkayo Basa membuktikan bahwa perlawanan terhadap penjajahan dapat dimulai dari sistem keamanan dan institusi sipil, bukan semata strategi militer. Ia menempatkan polisi sebagai alat bangsa, bukan alat kekuasaan, dan mengutamakan konsolidasi negara di tengah gangguan separatisme. Warisannya adalah prinsip pelayan masyarakat, integritas publik, dan komitmen persatuan—nilai yang selayaknya dijiwai generasi penerus.
—
Pendapat Pribadi
Menurut saya, Dt. Rangkayo Basa menunjukkan bahwa keutuhan bangsa ditopang oleh keberanian moral dan ketegasan hukum, bukan oleh kekerasan semata. Ia mengajarkan bahwa selama individu tetap memegang amanah publik dengan integritas, lembaga negara dapat menjadi benteng kemerdekaan. Pelajarannya: kepemimpinan sejati lahir dari kejujuran, pelayanan tanpa pamrih, dan komitmen kepada rakyat—bukan karena ambisi jabatan.
—
Daftar Sumber Referensi
1. Wikipedia Indonesia – Kaharuddin Datuk Rangkayo Basa (biografi, pendidikan OSVIA, kepolisian, gubernur)
2. Merdeka.com – Kisah Heroik Kaharuddin Rangkayo Basa… Menentang Dewan Banteng & PRRI
3. Langgam.id & Prokabar – Mengenal Datuk Rangkayo Basa sebagai Gubernur Sumbar Pertama
4. AswilBlog – Peran Polisi Istimewa dan integritas moral Kaharuddin
5. Padangkita.com – Sejarah Polisi Istimewa dan struktur Polri di Sumbar
Aditya Baso
Great 👍