AKTAMEDIA.COM – Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional memiliki peran vital dalam pengembangan kemampuan berbahasa Arab para santri. Bahasa Arab tidak hanya menjadi medium pembelajaran agama, tetapi juga menjadi identitas keislaman yang memperkuat karakter santri. Namun, upaya menciptakan lingkungan bahasa Arab yang efektif di pesantren-pesantren Riau masih menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi secara sistematis dan berkelanjutan.
Berdasarkan hasil pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di 15 pesantren di Riau, teridentifikasi beberapa permasalahan utama dalam penerapan lingkungan bahasa Arab. Pertama, masih terbatasnya tenaga pengajar yang memiliki kompetensi memadai dalam pengajaran bahasa Arab. Kedua, rendahnya motivasi dan rasa percaya diri santri dalam menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Ketiga, minimnya fasilitas pendukung pembelajaran bahasa Arab yang dapat membantu menciptakan lingkungan bahasa yang kondusif.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, program pengabdian ini menerapkan pendekatan Participatory Action Research (PAR) yang melibatkan seluruh stakeholder pesantren dalam mengidentifikasi masalah dan merumuskan solusi. Melalui workshop dan diskusi kelompok yang dilaksanakan selama dua hari, para peserta tidak hanya mendapatkan pemahaman teoretis tentang strategi penerapan lingkungan bahasa Arab, tetapi juga terlibat aktif dalam simulasi praktis penggunaan bahasa Arab dalam aktivitas sehari-hari.
Program ini menghasilkan beberapa capaian signifikan. Tingkat kepuasan peserta terhadap pelaksanaan program sangat tinggi, dengan rata-rata nilai 5 dari 5 untuk aspek penyampaian materi strategi, sosialisasi buku bahasa Arab komunikatif, dan sharing pengalaman dari PP Ummu Sulaim. Lebih penting lagi, program ini berhasil memfasilitasi terbentuknya kesepakatan antar pesantren untuk mengembangkan program berkelanjutan, termasuk penunjukan penanggung jawab bahasa di setiap pesantren dan pembentukan Pusat Kajian Lingkungan Bahasa Arab.
Evaluasi program juga mengungkapkan pentingnya penguatan aspek manajemen dalam penerapan lingkungan bahasa Arab. Hal ini mencakup penyusunan regulasi yang jelas, sistem monitoring dan evaluasi yang terstruktur, serta mekanisme reward and punishment yang konsisten. Selain itu, pelibatan wali santri dalam mendukung program juga diidentifikasi sebagai faktor kunci keberhasilan implementasi lingkungan bahasa Arab.
Untuk menjamin keberlanjutan program, beberapa strategi telah dirumuskan. Pertama, penguatan kelembagaan melalui pembentukan tim khusus pengelola program dan pengembangan sistem dokumentasi yang terstandar. Kedua, pengembangan kapasitas berkelanjutan melalui pelatihan berkala untuk guru dan musyrif/musyrifah. Ketiga, implementasi sistem monitoring dan evaluasi yang terukur untuk memastikan efektivitas program.
Dampak jangka panjang yang diharapkan dari program ini adalah terwujudnya lingkungan bahasa Arab yang efektif di pesantren-pesantren Riau, yang pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan berbahasa Arab santri secara signifikan. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat mendorong terbentuknya jaringan kerjasama antar pesantren yang berkelanjutan dalam pengembangan pembelajaran bahasa Arab.
Berdasarkan hasil pengabdian ini, beberapa rekomendasi dapat diajukan. Bagi pesantren, penting untuk memastikan konsistensi penerapan program melalui sistem reward and punishment yang efektif dan peningkatan kapasitas tenaga pengajar secara berkelanjutan. Bagi tim pengabdian, pengembangan program lanjutan “Manajemen Pengelolaan Penerapan Lingkungan Bahasa Arab di Pesantren Riau” perlu segera direalisasikan. Sementara bagi stakeholder terkait, dukungan dan kerjasama dalam pengembangan program perlu ditingkatkan, termasuk dalam memfasilitasi studi banding ke pesantren yang telah berhasil menerapkan lingkungan bahasa Arab.
Kesimpulannya, penerapan lingkungan bahasa Arab di pesantren Riau membutuhkan pendekatan komprehensif yang melibatkan seluruh stakeholder terkait. Melalui kombinasi strategi yang tepat, komitmen yang kuat, dan dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak, tantangan dalam menciptakan lingkungan bahasa Arab yang efektif dapat diatasi secara bertahap namun pasti.
Oleh,
Saproni Muhammad Samin
Dosen Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Riau
Leave a Reply