AKTAMEDIA.COM, BUKITTINGGI – Di jantung kota Bukittinggi, Sumatra Barat, berdiri megah sebuah menara jam yang telah menjadi ikon kebanggaan masyarakat setempat yaitu Jam Gadang. Tak sekadar penunjuk waktu, bangunan bersejarah ini menyimpan jejak panjang perjalanan zaman, dari masa kolonial hingga era modern.
Keunikan Struktur dan Mesin Jam
Setiap tingkat Jam Gadang memiliki fungsi tersendiri:
• Tingkat pertama digunakan sebagai ruang petugas.
• Tingkat kedua menyimpan dua bandul yang berfungsi sebagai pemberat jam.
• Tingkat ketiga menjadi tempat utama mesin jam yang menggerakkan jarum.
• Tingkat keempat merupakan puncak menara di mana lonceng jam ditempatkan, dengan merek Vortmann Recklinghausen, sebuah produsen jam asal Jerman.
Keistimewaan lain dari Jam Gadang adalah mesinnya yang merupakan edisi terbatas, hanya ada dua unit di dunia. Mesin serupa juga digunakan pada jam ikonik Big Ben di Inggris. Selain itu, angka empat Romawi pada jam ini ditulis dengan “IIII” alih-alih “IV”, menjadikannya semakin unik.
Transformasi Atap Sesuai Zaman
Jam Gadang bukan sekadar penanda waktu, tetapi juga simbol perubahan zaman. Dalam perjalanannya, atap menara ini mengalami tiga kali perubahan bentuk sesuai dengan pergantian kekuasaan:
1. Era Kolonial Belanda – Atap berbentuk kubah runcing khas Eropa, dihiasi ornamen Ayam Jantan.
2. Pendudukan Jepang (1942-1945) – Jepang mengganti atapnya dengan bentuk menyerupai pagoda, mencerminkan budaya mereka.
3. Pasca-Kemerdekaan – Setelah Indonesia merdeka, atapnya diubah menjadi gonjong, menyerupai rumah adat Minangkabau yang khas dan penuh filosofi.
Kini, Jam Gadang bukan hanya kebanggaan Bukittinggi, tetapi juga destinasi wisata yang menarik ribuan pengunjung setiap tahunnya. Dengan segala sejarah dan keunikannya, menara jam ini akan terus menjadi saksi bisu perjalanan waktu dan identitas budaya Minangkabau.
Jam Gadang di Bukittinggi, Sumatera Barat, memang menjadi ikon kota dan simbol kebanggaan masyarakat Minangkabau. Meskipun tidak sebesar Big Ben di London, Jam Gadang memiliki keunikan dan sejarah yang kaya. Berikut beberapa fakta menarik:
Sejarah dan Arsitektur
1. Dibangun pada 1926 oleh arsitek Yazid Sutan Gigi Ameh.
2. Tinggi 26 meter dengan desain unik menyerupai atap rumah gadang Minangkabau.
3. Bahan bangunan menggunakan beton dan baja.
Mesin Jam
1. Mesin jam buatan Vortmann Relinghausen, Jerman.
2. Hanya dua unit di dunia, bersama Big Ben.
3. Mesin jam ini masih berfungsi dengan baik.
Wisata dan Kebudayaan
1. Menjadi pusat wisata dan fotografi.
2. Simbol kebudayaan Minangkabau.
3. Menghadirkan kebanggaan dan identitas masyarakat lokal.
Leave a Reply