AKTAMEDIA.COM, JAKARTA – Pada awal tahun 2021, suasana di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menjadi lebih segar dengan hadirnya seorang tokoh senior yang sudah tak asing lagi di kancah diplomasi Indonesia: Dino Patti Djalal. Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat dan Wakil Menteri Luar Negeri ini resmi ditunjuk oleh Sandiaga Uno, yang kala itu baru saja dilantik sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sebagai Chief Strategic Advisor (Penasihat Strategis Utama).
Namun, di balik penunjukan ini, ada kisah unik dan mengundang senyum. Dalam sebuah pertemuan virtual—karena situasi pandemi COVID-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)—Dino Patti Djalal secara santai mengajukan “syarat” yang tidak biasa: dibayar satu dendeng balado per bulan.
Pernyataan itu tentu saja bukan bentuk kontrak kerja formal. Sebaliknya, ucapan tersebut merupakan simbol komitmen dan kesediaan Dino untuk membantu Kemenparekraf tanpa menekankan imbalan materi. Bagi Dino, kontribusi untuk negara dan bangsa, terutama dalam sektor pariwisata yang tengah terpukul pandemi, adalah sebuah panggilan pengabdian.
Dalam berbagai kesempatan, Dino mengungkapkan bahwa sektor pariwisata dan ekonomi kreatif memiliki potensi yang luar biasa untuk mendorong pemulihan ekonomi. Sebagai tokoh diplomasi yang sudah malang melintang di dunia internasional, ia juga menyadari betapa pentingnya diplomasi pariwisata dan peran diaspora Indonesia dalam mempromosikan citra positif Indonesia di mata dunia.
Bagi banyak orang, dendeng balado hanyalah hidangan khas Minangkabau yang lezat—iris daging sapi yang digoreng kering dan dilumuri sambal balado pedas. Namun, bagi Dino, itu adalah cara ringan dan lucu untuk menekankan bahwa kontribusinya tidak dilandasi motif finansial. Di balik humor dendeng balado, tersimpan pesan yang lebih besar: semangat kolaborasi dan pengabdian yang tulus.
Peran Strategis Dino di Kemenparekraf
Sebagai Chief Strategic Advisor, Dino memiliki peran penting dalam merumuskan dan memberikan masukan strategis kepada Sandiaga Uno. Dalam masa-masa sulit akibat pandemi, sektor pariwisata harus beradaptasi dengan cepat. Strategi promosi, penguatan destinasi wisata, digitalisasi sektor pariwisata, hingga pengembangan ekonomi kreatif menjadi fokus utama.
Dino, dengan pengalamannya sebagai diplomat dan aktivis diaspora, memiliki jaringan internasional yang luas. Ia berperan aktif dalam mengajak diaspora Indonesia—komunitas warga Indonesia di luar negeri—untuk menjadi duta pariwisata informal. Dengan begitu, citra positif Indonesia sebagai destinasi wisata aman dan menarik dapat terus digaungkan, meskipun perjalanan fisik ke Indonesia sempat terhambat oleh pandemi.
Simbol Semangat Pengabdian
Kisah “bayaran dendeng balado” ini menjadi inspirasi. Ini adalah pengingat bahwa pengabdian kepada bangsa tidak selalu diukur dengan materi. Dalam dunia yang kerap pragmatis, sikap Dino menjadi teladan bagi banyak orang: bahwa berkontribusi dengan sepenuh hati adalah bentuk kemuliaan yang tak ternilai.
Sampai saat ini, meski statusnya sebagai penasihat strategis tidak terikat kontrak formal dengan gaji bulanan yang besar, komitmen Dino Patti Djalal tetap terasa. Ia terus berkontribusi dalam berbagai diskusi strategis, seminar, dan forum nasional maupun internasional.
Pernyataan “dibayar dendeng balado” adalah cermin dari semangat gotong-royong dan cinta tanah air. Dino Patti Djalal telah menunjukkan bahwa di tengah tantangan besar, keikhlasan dan rasa humor bisa menjadi perekat yang kuat dalam kolaborasi nasional. Di balik setiap lelucon dendeng balado itu, tersimpan dedikasi dan patriotisme yang patut diapresiasi.
Leave a Reply