AKTAMEDIA.COM, KUALA LUMPUR – Malaysia baru saja memecahkan rekor yang bikin geleng-geleng kepala: jumlah kendaraan terdaftar di negeri jiran itu sudah tembus 36 juta unit, padahal jumlah penduduknya sekitar 32 juta jiwa.
Artinya? Ya, mobil dan motor di sana udah kayak semut di gula — lebih banyak dari yang sebenarnya dibutuhkan.
Yang bikin menarik, sebagian besar kendaraan itu adalah mobil pribadi. Beda banget sama tetangganya, Indonesia, di mana kendaraan paling populer masih motor — bukan karena gaya hidup, tapi karena daya beli.
Di Malaysia, dengan pendapatan per kapita yang lebih tinggi, masyarakatnya relatif lebih mampu beli mobil, bahkan untuk keperluan harian yang sebenarnya bisa ditangani angkot atau bus (kalau tersedia dan nyaman, tentunya).
Fenomena ini bukan cuma soal selera otomotif, tapi juga tanda bahwa transportasi publik masih jauh dari kata ideal, apalagi di luar kota besar. Jadi jangan heran kalau masyarakat lebih memilih setir sendiri daripada ikut berdesakan.
Akibatnya? Sudah pasti: macet di mana-mana, polusi makin tebal, dan impian soal kota berkelanjutan tinggal jadi bahan seminar tahunan. Para ahli pun terus teriak — eh, mengingatkan — bahwa masa depan transportasi seharusnya hijau, efisien, dan inklusif.
Tapi ya itu, selama mobil masih jadi simbol kenyamanan (dan mungkin status sosial), jalanan akan tetap padat, dan perubahan… ya, mungkin nunggu generasi cucu kita.
Leave a Reply