AKTAMEDIA.COM, BUKITTINGGI – Suasana meriah menyelimuti Gelanggang Pacuan Kuda Bukik Ambacang pada Minggu, 11 Mei 2025, saat pembukaan ajang Pacu Kuda Tradisional yang menjadi bagian dari Pacu Kuda Wisata Derby 2025. Ajang ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara Pemerintah Kota Bukittinggi dan Pemerintah Kabupaten Agam, dua wilayah yang secara administratif berbagi kawasan gelanggang pacuan yang sarat sejarah ini.
Gelanggang Bukik Ambacang, yang telah berdiri sejak tahun 1903, menjadi saksi bisu tradisi pacuan kuda Minangkabau yang telah mengakar kuat selama lebih dari satu abad. Sebagai satu-satunya gelanggang di Indonesia yang berada di bawah dua pemerintahan, Bukik Ambacang memiliki daya tarik tersendiri baik bagi penggemar olahraga berkuda maupun pelancong budaya.
Ribuan Penonton Padati Arena
Sejak pagi, ribuan penonton dari berbagai daerah di Sumatra Barat dan luar daerah memadati arena pacuan. Para joki yang datang dari berbagai klub pacuan ternama memperlihatkan aksi yang memukau di lintasan berdebu, disambut sorak sorai penonton yang antusias. Ajang ini mempertandingkan berbagai kelas perlombaan, mulai dari kelas pemula hingga kelas prestasi.
Walikota Bukittinggi dan Bupati Agam secara resmi membuka acara ini dengan pemukulan tambua tansa, alat musik tradisional Minang, sebagai simbol dimulainya pesta rakyat ini. Dalam sambutannya, keduanya menyampaikan harapan agar tradisi pacuan kuda terus dijaga sebagai warisan budaya serta dikembangkan menjadi atraksi pariwisata unggulan.
Pacu Kuda sebagai Identitas Budaya dan Ekonomi Lokal
Pacu kuda di Sumatra Barat bukan sekadar olahraga, namun juga simbol identitas masyarakat Minangkabau. Tradisi ini berkembang seiring budaya agraris masyarakat yang sejak lama memelihara kuda sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Selain itu, ajang ini juga menjadi media silaturahmi serta tempat berkumpulnya berbagai elemen masyarakat.
Kegiatan ini juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan, terutama bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Ratusan stand makanan khas Minang, kerajinan tangan, serta berbagai produk lokal turut meramaikan kawasan sekitar gelanggang. Pemerintah berharap kegiatan ini mampu meningkatkan pendapatan masyarakat serta memperkuat sektor ekonomi kreatif.
Arah Baru Pariwisata Budaya
Dengan mengusung konsep sport tourism, Pemerintah Daerah bersama Dinas Pariwisata berupaya menjadikan Pacu Kuda Wisata Derby 2025 sebagai kalender tetap tahunan yang akan menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain perlombaan kuda, rangkaian acara juga mencakup pameran budaya, pertunjukan musik tradisional, hingga festival kuliner Minang.
“Ini bukan hanya lomba kuda, tapi juga ajang pelestarian budaya dan promosi wisata. Ke depan, kami akan mengembangkan sarana pendukung dan memperluas jaringan kerja sama agar ajang ini dapat dikenal di tingkat nasional bahkan internasional,” ujar Kepala Dinas Pariwisata setempat.
Pembukaan Pacu Kuda Tradisional di Bukik Ambacang ditutup dengan parade joki dan kuda hias yang mengenakan atribut budaya Minangkabau, memperlihatkan keanggunan dan kedekatan antara manusia dan hewan dalam tradisi lokal. Teriakan dan tepuk tangan penonton mengiringi jalannya parade, menciptakan suasana kebersamaan yang kuat.
Dengan suksesnya pembukaan ini, harapan besar disematkan agar tradisi pacu kuda tak hanya hidup sebagai warisan masa lalu, tetapi juga menjadi denyut masa depan pariwisata dan budaya Minangkabau.
Leave a Reply