AKTAMEDIA.COM, PARIAMAN – Di tengah gelombang arus globalisasi dan modernisasi yang makin deras, budaya lokal sering kali tergerus oleh tren dari luar. Namun, di Kota Pariaman, Sumatera Barat, seorang pemuda bernama Adek Putra Sikurai tampil menjadi salah satu penjaga identitas Minangkabau melalui dunia digital. Lewat akun media sosialnya—terutama TikTok dan Instagram—ia menyajikan konten yang penuh warna budaya Minang, kehidupan masyarakat lokal, kuliner tradisional, serta keindahan alam Pariaman.
Awal Perjalanan di Dunia Konten Digital
Adek Putra, yang dikenal secara daring dengan nama Sikurai, memulai perjalanannya sebagai kreator konten dengan niat sederhana: ingin memperkenalkan kekayaan budaya Minang ke audiens yang lebih luas, khususnya generasi muda yang kini lebih banyak menghabiskan waktu di media sosial. Ia menyadari bahwa media sosial bukan hanya tempat hiburan, tetapi juga sarana edukasi dan pelestarian budaya.
Dengan pendekatan yang santai, jujur, dan sering kali diselingi dengan humor khas Minang, kontennya cepat mencuri perhatian. Ia berhasil menggabungkan sisi informatif dan menghibur dalam satu paket yang mudah dicerna siapa pun.
Konten yang Dekat dengan Hati Masyarakat
Salah satu kekuatan utama konten Adek Putra Sikurai adalah keasliannya. Ia tidak berusaha menjadi orang lain, tidak meniru gaya luar negeri yang sedang tren. Sebaliknya, ia menunjukkan keunikan budaya lokal seperti:
Kuliner Minang, seperti durian montong lokal, lamang tapai, sate pariaman, dan berbagai jajanan pasar.
Kehidupan sehari-hari masyarakat kampung, seperti gotong royong, panen padi, tradisi mandi-mandi di sungai, dan lain sebagainya.
Tradisi dan kesenian lokal, seperti pacu kuda, randai, saluang, hingga pakaian adat Minang.
Humor dan Bahasa Minang, yang kerap menjadi ciri khas dalam videonya, membuat penonton merasa akrab dan terhibur.
Kombinasi semua elemen ini menjadikan kontennya sangat relatable, terutama bagi para perantau Minang yang rindu kampung halaman.
Dampak dan Popularitas
Hingga kini, akun TikTok-nya telah meraih lebih dari 132.000 pengikut dan 3 juta likes. Angka ini membuktikan bahwa kontennya punya daya tarik kuat. Ia juga aktif di platform lain seperti Instagram (@jejak_sikurai) dan Facebook, di mana ia terus memperluas jangkauan pengaruhnya.
Tak sedikit pula masyarakat lokal yang merasa bangga karena kampung halamannya diangkat dan diperkenalkan dengan begitu menarik ke dunia luar. Bahkan, beberapa videonya sering dibagikan ulang oleh akun-akun besar yang membahas budaya Indonesia.
Misi Melestarikan Identitas Minang
Adek Putra Sikurai tidak sekadar menciptakan hiburan. Ia punya misi jelas: melestarikan dan mempopulerkan budaya Minang kepada generasi muda dan masyarakat luas. Ia percaya bahwa budaya tidak akan pernah mati jika terus dikenalkan dan dicintai, terlebih melalui media yang dekat dengan generasi sekarang.
Ia pun sering mendapat undangan untuk menghadiri acara kebudayaan, menjadi pembicara, dan diliput oleh media karena konsistensinya dalam mengangkat nilai-nilai lokal.
Harapan ke Depan
Dengan semakin banyaknya kreator muda yang mulai tertarik menggali kearifan lokal, Adek Putra berharap akan lahir lebih banyak “Sikurai-Sikurai” baru dari berbagai daerah. Ia ingin menjadi contoh bahwa sukses di dunia digital tidak harus mengikuti tren luar, melainkan bisa dimulai dari hal-hal kecil di sekitar kita—kampung halaman, bahasa ibu, dan budaya yang diwariskan leluhur.
Kesimpulan:
Adek Putra Sikurai adalah cerminan bagaimana teknologi bisa digunakan secara positif untuk membangun identitas budaya. Lewat kreativitas dan cinta terhadap kampung halaman, ia berhasil menjembatani masa lalu dan masa depan budaya Minang. Ia bukan hanya konten kreator, tapi juga pejuang budaya di era digital.
Leave a Reply