Jepang Terapkan Siswa Usia 10 Tahun Baru Bisa Ujian

AKTAMEDIA.COM, TOKYO – Bikin Kaget! Anak-Anak di Jepang Tidak Diuji Pelajaran Hingga Usia 10 Tahun, Ternyata Ini Alasan Menyentuh di Baliknya

Pernahkah kamu membayangkan sekolah tanpa ujian selama tiga tahun pertama? Di Jepang, ini bukan sekadar mimpi, tapi kenyataan yang sudah berlangsung lama! Di negeri sakura, anak-anak tidak akan menghadapi ujian akademik sampai mereka berusia sekitar 10 tahun. Menarik, kan?

Lalu, apa yang mereka pelajari selama tiga tahun pertama sekolah dasar? Ternyata, fokus utama bukan pada angka atau nilai ujian, melainkan pada pembentukan karakter, etika, dan sopan santun. Para guru mengajarkan nilai-nilai seperti rasa hormat kepada orang lain, menjaga kebersihan, bekerja sama, dan peduli terhadap lingkungan.

Konsep ini berakar dari filosofi pendidikan Jepang yang percaya bahwa membentuk pribadi yang baik lebih penting daripada sekadar mengejar prestasi akademik sejak dini. Banyak sekolah bahkan menekankan pentingnya “kokoro” atau hati, sebagai pondasi utama pembelajaran di tahun-tahun awal. Pendidikan tanpa ujian ini dianggap sebagai cara untuk membentuk anak-anak yang utuh secara moral.

Jepang percaya bahwa jika anak sudah memiliki dasar karakter yang kuat, maka kemampuan akademik bisa berkembang lebih baik nantinya. Oleh karena itu, anak-anak baru mulai diuji secara akademik di kelas 4 atau saat usia mereka mencapai sekitar 10 tahun.

Fakta menarik nih! Dalam sistem pendidikan Jepang, para murid juga ikut serta dalam membersihkan kelas dan sekolah setiap hari. Ini bukan hukuman, tapi bagian dari pelajaran tanggung jawab dan kebersamaan. Anak-anak belajar bahwa sekolah bukan hanya tempat belajar, tapi juga rumah kedua yang harus dijaga bersama.

Tak hanya itu, siswa juga dibiasakan makan siang bersama di kelas, bukan di kantin. Makanannya disediakan sekolah dan disajikan oleh murid sendiri secara bergiliran. Ini membantu mereka belajar tentang kerja sama dan menghargai makanan.

Menurut beberapa penelitian, pendekatan ini berkontribusi pada tingginya

Steven
Author: Steven

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *