AKTAMEDIA.COM, JAKARTA – Ternyata pendiri d’Besto adalah seorang perantau Minang asal Ampang Gadang, Nagari VII Koto Talago, Lima Puluh Kota. Namanya Drh. Evalinda Amir bersama suaminya bernama Drh. Setyajid. Mereka memulai usaha dengan nama Kentuku Fried Chicken (KuFC) pada tahun 1994, lalu berganti nama menjadi d’Besto di tahun 2011. Keduanya adalah lulusan Institusi Pertanian Bogor (IPB).
D’Besto memiliki sekitar 300 cabang di Indonesia. Cabang-cabang ini tersebar di berbagai wilayah, termasuk Jakarta, Banten, Jawa Barat, Sumatra Barat, dan Riau.
D’Besto, merek ayam goreng lokal yang kini memiliki lebih dari 300 cabang di berbagai kota, berawal dari usaha kaki lima.
Eva Linda, pendiri D’Besto, memulai bisnis ini pada tahun 1994 dengan modal nekat dan tekad kuat. Saat itu, ia dan suaminya melihat peluang di bisnis ayam goreng yang didominasi merek internasional.
Dengan proses belajar selama satu tahun, mereka berhasil menemukan resep ayam goreng yang khas.
Perjalanan D’Besto tidak selalu mulus. Krisis moneter 1998 hampir membuat usaha ini bangkrut.
Omset yang awalnya tinggi turun drastis, hingga mereka harus menutup usaha selama sembilan bulan. Namun, Eva tidak menyerah.
Dengan modal kepercayaan, ia meminjam lima ekor ayam dari seorang pedagang di pasar Depok dan memulai kembali bisnisnya. Lambat laun, usahanya kembali berkembang.
Selama 17 tahun, D’Besto tetap bertahan di kaki lima sebelum akhirnya naik kelas ke model kios pada tahun 2011.
Perubahan ini sempat ditentang karena harga produk dianggap lebih mahal dibanding kompetitor di kaki lima.
Namun, keputusan untuk naik level membuahkan hasil, dan D’Besto semakin dikenal luas sebagai merek ayam goreng lokal berkualitas.
Nama D’Besto sendiri awalnya berasal dari “KFC” (Kentucky Fried Chicken), tetapi karena kesamaan dengan merek internasional, mereka menggantinya menjadi D’Besto, yang berarti “the best toh.”
Dengan strategi bisnis yang matang, kini D’Besto memiliki cabang di Sumatera, Jawa, dan berbagai kota lainnya.
Eva Linda menekankan pentingnya menemukan faktor “Y” dalam berbisnis—alasan utama mengapa seseorang harus sukses.
Menurutnya, keberhasilan tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang-orang tercinta. Semangat pantang menyerah dan visi yang jelas menjadi kunci keberhasilan D’Besto hingga saat ini.
Leave a Reply