AKTAMEDIA.COM, TOKYO – Di Jepang, punya mobil adalah kampungan. Hanya golongan petani dan pedagang yg tinggal di pedesaan yg punya mobil, itupun karena berfungsi utk mengangkut logistik pertanian dan perdagangan mereka. Sedangkan org kota lebih suka jalan kaki dan naik sepeda. Kalopun ada mobil, biasanya dibiarkan sampe berdebu di garasi.
Sedangkan di Indonesia, mobil dan rumah mewah justru adalah simbol kekayaan. Cicilan rumah belum lunas, keburu kredit mobil. Padahal mobilitas jg blm tinggi, belum jadi org sibuk, cuma gara2 tetangga punya mobil terus ikutan dari pada kelihatan miskin. Seneng banget nyenengin pihak bank. Semakin banyak utang, semakin banyak bunga yg dibayar, tetapi nggak sadar diperas bankir.
Lihat saja sudah banyak korban koq..ketika tidak mampu mencicil selama 3 bulan semua akhirnya raib, kerja keras kita tidak akan dihargai oleh bank.Maka merenunglah! Bank tidak peduli kita jadi gelandangan.
Pikir2 lagi ketika ingin banyak gaya…..hidup sederhana dan apa adanya jauh lebih nikmat dan indah.
Bukannya melarang…
Punya perabotan banyak itu boleh selama rumah kita sndiri. Punya mobil juga boleh, selama pondasi ekonomi sudah kuat. Apa yg terlihat oleh mata hanyalah cover luar. Utk apa luarnya bagus dan mapan, tp yg di dalam justru keropos?
Bahan renungan….
Bener juga lbh baik hidup apa adanya tidak di ada2kan….aplgi sampai berkerja sama dengan bank…na’udzubillah
Klo sprti kulkas, ac, mesin cuci itu semua kebutuhan tidak masalah asalkan jangan dari hutang bank….sebab berhutang bank akan menyusahkanmu….belum lagi dicabut barokahnya oleh Allah …
Kita kerja keras siang malam, peras keringat ,kepala jadi kaki, kaki jadi kepala (kepala pundak lutut kaki ^^)banting tulang,tulang dibanting2 hanya untuk mencicil barang dari Riba…kan Ngeri…!
Aku pribadi suka terlihat tidak punya apa2,terkadang sering dipandang hina karna berpenampilan sederhana …karna memang aku tidak punya apa2..karna semua yg kita miliki hanyalah punya Allah.
Bergayalah sesuai kemampuan
Leave a Reply