Istana Silindung Bulan, Titik Awal Raja Minangkabau Menyebar Ke Negeri Sembilan, Malaysia

AKTAMEDIA.COM, BATUSANGKAR – Bagi masyarakat Minangkabau, istana ini bukan sekadar bangunan bersejarah, tetapi simbol perjalanan panjang yang menghubungkan tradisi, budaya, dan darah antara Minangkabau dan Negeri Sembilan, Malaysia.

Dari sinilah Raja Malewar, putra Minangkabau yang gagah berani dengan nama lengkap Sri Paduka Tuanku Raja Mahmud Syah Ibni Al-Marhum Sultan Abdul Djalil, memulai perjalanannya.

Pada tahun 1773, ia diutus untuk menjadi “Yang Dipertuan Besar” Negeri Sembilan, dan memerintah di sana hingga tahun 1795.

Perjalanan laut yang pada masanya merupakan peristiwa luar biasa—menegaskan hubungan kekerabatan dan adat istiadat antara kedua negara.

Sumber: Pasbana

🖼 Dua kediaman lama raja-raja Minangkabau (Yang Di-Pertuan) dari dua kerajaan berbeda: Istana Silindung Bulan dari Kesultanan Pagaruyung dan Istana Ampang Tinggi dari Negeri 9.

🇮🇩 Silinduang Bulan adalah nama yang diberikan kepada Istana Raja Pagaruyung setelah dipindahkan dari Ulak Tanjuang Bungo ke Balai Janggo pada tahun 1550 oleh Daulat Yang Dipertuan Raja Gamuyang Sultan Bakilap Alam (Sultan Alif Kalifatullah Johan Berdaulat Fil’Alam I), Raja Alam dan juga pemegang jabatan Raja Adat dan Raja Ibadat Pagaruyung. Tahun ini menandai dimulainya penerapan resmi hukum syariat Islam di seluruh kerajaan Pagaruyung, menggantikan hukum yang berasal dari Tantrayana Buddhi.

Steven
Author: Steven

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *