AKTAMEDIA.COM, AGAM- Tradisi makan bajamba adalah tradisi makan bersama-sama yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau, termasuk di Kamang Hilia, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Tradisi ini mengandung nilai-nilai kebersamaan, etika, dan silaturahmi.
Ciri khas
Menggunakan piring masing-masing
Duduk bersama-sama di dalam ruangan
Makanan dihidangkan dengan dulang kaki tiga, dulang biasa, dan rantang
Aturan dan tata cara
Dalam satu jamba terdiri dari lima orang duduk secara melingkar di lantai Orang termuda dalam satu jamba menuangkan samba (lauk) ke jamba, Posisi duduk perempuan basimpuah, laki-laki baselo (bersila).
Jangan makan duluan sebelum orang lain mulai makan Ambil lauk yang ada di hadapan kita, bukan yang jauh. Setelah selesai, tidak ada lagi nasi yang tersisa di piring
Tujuan dan manfaat Mempererat silaturahmi, Momen kebersamaan dan persaudaraan, Momen saling bermaafan, Mengawasi diri sendiri dan saling mengawasi agar tidak berprilaku makan yang rakus.
Tradisi makan bajamba umumnya dilangsungkan pada hari-hari besar agama Islam dan berbagai upacara adat, atau pertemuan penting lainnya. Prosesi Makan Bajamba dalam Alek Pekawinan.
Pada saat sekarang masyarakat pedesaan maupun perkotaan dalam sebuah upacara perkawinan menyajikan makanan kebanyakan menggunakan sajian prasamanan.
Akan tetapi pada masyarakat Nagari Kamang Hilia, terdapat suatu tradisi makan bersama yang disebut dengan makan bajamba yang merupakan suatu kebiasaan dari masyarakat dan sampai saat ini masih dipertahankan oleh masyarakat.
Dalam prosesi makan bajamba di Nagari Kamang Hilia memiliki aturan yang telah disepakati danditentukan oleh pemuka adat serta masyarakat berdasarkan nora dan nilai-nilai, seperti: menghidangkan makanan ketengah rumah adalah orang muda yang kecil dalam kekerabatan matrilineal minangkabu. Makanan yang disajikandimasak oleh ibu-ibu yang berasal dari kaum suku yang mengadakan pesta itu sendiri. Menyantap makanan yang telah dihidangkan tidak boleh menimbulkan suara-suara karena akan mengganggu selera makan yang lainnya.
Selain itu, ketika makan tidak boleh memasukkan tangan ke mulut, namun dengan “melompatkan” nasi ke dalam mulut menggunakan tangan. Biasanya tangan kiri berada di bawah tangan kanan agar bisa menampung nasi yang berjatuhan agar tidak kembali ke dalam pring besar.
Dalam makan bajamba kepala tidak boleh menunduk, karena nantinya bisa menghalangi yang lainnya untuk bisa leluasa dalam menyuap nasi. Setelah itu dalam makan bajamba kita harus menghabiskan semua nasi yang ada di hadapan kita, tidak boleh ada yang tersisa.
Jika kita selesai lebih dahulu dari yang lain, belum dibolehkan mencuci tangan dan harus menunggu yang lainnya selesai makan. Dalam segi makanan yang dihidangkan dalam makan bajamba. makanan yang dihidangkan dalam makanan inti seperti gulai sayur cubadak, cancang, maco arai dan rendang merupakan simbol dari suku-suku pertama yang mendiami masyarakat Kamang Hilia, dari beberbagai macam makanan yang disajikan terdapat satu makanan yang memliki keistimewan sendiri yaitu makanan rendang, makanan rendang simbol dari ninik mamak dan bundo Kanduang
Leave a Reply