AKTAMEDIA.COM, BUKITTINGGI – Filosofi Makan Bajamba (Makan Barapak) dalam budaya Minangkabau bukan hanya sekedar makan bersama, tetapi sarat nilai-nilai sosial, spiritual, dan kebudayaan. Tradisi ini biasanya dilakukan saat acara adat, pesta nagari, atau acara Syukuran tertentu. Berikut beberapa makna filosofis serta pembelajaran yang terkandung di dalamnya.
A. Filosofi Makan Bajamba:
1. Kebersamaan dan Persaudaraan (Silaturrahmi)
Makan bajamba menekankan nilai kebersamaan. Semua orang, dari berbagai kalangan, duduk melingkar makan dari satu nampan besar, menandakan bahwa dalam kehidupan sosial, semua manusia setara dan harus saling menghargai.
2. Rendah Hati dan Saling Menghormati
Dalam makan bajamba, orang diajarkan untuk tidak rakus, berbagi lauk, dan menjaga adab. Ini menumbuhkan rasa saling menghormati dan mengajarkan pentingnya menahan diri (self-restraint).
3. Musyawarah dan Nilai Demokratis
Sebelum makan dimulai, biasanya ada musyawarah atau pengantar dari tokoh adat. Hal ini mencerminkan budaya demokrasi lokal, di mana keputusan penting diambil bersama, dan suara tokoh masyarakat dihormati.
4. Gotong Royong dan Kolektivitas
Proses persiapan makan bajamba biasanya dilakukan secara gotong royong. Mulai dari memasak, menyiapkan tempat, hingga pembersihan setelah makan, semua melibatkan partisipasi komunitas.
5. Syukur dan Spiritualitas
Makan bajamba biasanya diawali dengan doa, sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas rezeki dan persaudaraan. Ini menguatkan nilai spiritual dalam kehidupan bermasyarakat.
B. Pembelajaran yang Bisa Diambil:
Menghargai kebersamaan di tengah zaman individualisme.Belajar hidup sederhana dan bersahaja. Menjaga adab dalam setiap aspek kehidupan, bahkan dalam makan.Memupuk solidaritas sosial dan kepedulian terhadap sesama.Menjaga budaya leluhur sebagai identitas dan kekuatan moral. #kebersamaan #minangkabau #inspirasi #
Leave a Reply