AKTAMEDIA.COM, JAKARTA – Nilai tukar rupiah kembali jadi sorotan. Pada Senin (7/4/2025), kurs rupiah di pasar non-deliverable forward (NDF) anjlok hingga Rp17.261 per dolar AS, mencatatkan rekor terendah sepanjang sejarah.
Sebelumnya, pada penutupan perdagangan sebelum libur Lebaran, Kamis (27/3/2025), rupiah masih berada di kisaran Rp16.566 per Dolar AS. Artinya, dalam kurang dari dua pekan, mata uang Garuda melemah lebih dari 500 poin.
Pelemahan ini dipicu oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump, yang menaikkan bea masuk hingga 32%, termasuk bagi produk asal Indonesia. Kebijakan ini ditengarai memicu kekhawatiran pasar terhadap neraca perdagangan Indonesia dan memperburuk sentimen terhadap rupiah.
Selain itu, situasi global yang semakin tidak menentu juga memperparah pelemahan. Investor mulai meninggalkan aset berisiko akibat ketidakpastian ekonomi, yang diperburuk oleh konflik yang terus memanas di Timur Tengah dan Ukraina.
Dampaknya mulai terasa bagi masyarakat. Harga barang impor melambung, biaya produksi meningkat, dan daya beli terancam melemah. Jika tekanan global belum mereda, analis memperingatkan bahwa rupiah masih bisa terus melemah dalam waktu dekat.
Sejumlah analis memperingatkan, rupiah bisa terus melemah jika tekanan global belum mereda.
Apakah rupiah masih bisa bangkit?
Leave a Reply