AKTAMEDIA.COM – Bika ambon adalah oleh-oleh khas Medan berupa kue yang berwarna kekuningan, bertekstur lembut, dan memiliki wujud semacam sarang lebah di bagian dalamnya. Rasanya manis gurih seperti rasa mentega. Sedangkan bagian atasnya terasa legit.
Banyak yang penasaran, apakah bika ini asli dari Medan atau berasal dari daerah lain. Tak sedikit pula yang mempertanyakan apakah bika ambon berasal dari Ambon?
Asal-usul Bika Ambon
Bika tersebut sudah diakui sebagai penganan yang berasal dari Medan. Sedangkan tentang penggunaan nama ambon, ada beberapa pendapat yang beredar. Berikut ini adalah beberapa pendapat tentang asal-usul bika ambon tersebut.
1. Terinspirasi dari Kue Khas Melayu
Dikutip dari laman Pariwisata Pemko Medan, kemungkinan nama tersebut terinspirsi dari kue khas Melayu, yaitu bika atau bingka yang telah dimodifikasi. Kue tersebut laris dan menjadikan kawasan Jalan Majapahit sebagai pusat penjualannya sejak tahun 1980-an.
2. Diperkenalkan oleh Buruh Transmigran Jawa
Banyak transmigran Jawa yang menetap di daerah Amplas, kawasan yang dikelilingi pabrik dan kebun. Di area kebun inilah, terdapat barak-barak tempat tinggal bagi para transmigran asal Jawa.
Untuk mencari penghidupan, mereka membuat kue yang kemudian dijual di Medan, sekitar 1-2 jam perjalanan dari Amplas. Lokasi penjualannya tersebar di Kesawan, Perniagaan, Kereta Api, dan sekitarnya. Dalam prosesnya, komunitas Tionghoa turut membantu dalam pemasaran kue ini.
Dari asal usul inilah, diduga nama ambon berasal dari singkatan Amplas Kebon, merujuk pada tempat asal para pembuat kue tersebut.
3. Buatan Warga Tionghoa di Medan
Sebagian masyarakat setempat mengatakan bahwa bika ini merupakan kue yang dibuat secara tak sengaja oleh seorang ibu keturunan Tionghoa-Indonesia di Jalan Ambon, Sei Kera, Medan. Faktanya, di seputar jalan ini pula tempat bika tersebut pertama kali dijual.
4. Gara-Gara Dicicipi Orang Ambon
Ada lagi kisah yang menceritakan bahwa di zaman Belanda, ada orang Tionghoa yang bereksperimen membuat kue. Orang Tionghoa yang tinggal di Jalan Majapahit tersebut meminta karyawannya yang berasal dari Ambon untuk mencicipi kue itu. Orang Ambon itu sangat menyukainya dan memakannya dengan lahap.
5. Memang dari Ambon
Ada pula orang lokal yang bercerita bahwa kue tersebut dibawa oleh pedagang dari Ambon. Kue itu kemudian menjadi populer di Medan karena rasanya yang lezat.
6. Orang Ambon Perantauan Tidak Mau Pulang
Cerita yang lain ini juga populer di kalangan masyarakat. Dikisahkan ada orang Ambon yang sedang merantau ke Malaysia membeli oleh-oleh kue bika. Setelah tahu rasanya enak, orang tersebut tidak mau pulang ke Ambon, melainkan mampir dan menetap di Medan. Perlu diketahui, jarak Medan dengan Malaysia cukup dekat dengan menyeberangi Selat Melaka. Sampai sekarang banyak wisatawan dari Malaysia yang berkunjung ke Medan.
7. Pengaruh Belanda
Bika ini juga diduga berasal dari kata serapan dalam bahasa Belanda, yaitu bijenkor yang dilafalkan menjadi bayenkorf. Kata itu diperkirakan merupakan asal dari kata bika atau bingka. Lebih lanjut lagi, Belanda memiliki jenis kue yang terkenal dengan nama Stroopwafels atau sirup wafel dengan wujud seperti sarang lebah. Diduga kue ini menginspirasi pembuatan bika tersebut pada masa penjajahan Belanda.
8. Dari Bahasa Medan
Versi ini menyebutkan bahwa kue ini tidak berkaitan dengan peristiwa apa pun, melainkan hanya sebagai deskripsi atas tekstur bika ini, yaitu lembut. Lembut dalam bahasa Medan adalah ambon.
Leave a Reply