Advertisement

Bahasa Arab sebagai Bahasa Global: Mungkinkah?

AKTAMEDIA.COM – Di tengah arus globalisasi yang ditandai oleh dominasi bahasa Inggris dan semakin menguatnya pengaruh bahasa Mandarin, posisi bahasa Arab sebagai salah satu bahasa besar dunia sering kali terlupakan. Padahal, bahasa Arab bukan hanya bahasa agama—yakni bahasa Al-Qur’an—tetapi juga bahasa ilmu pengetahuan, budaya, ekonomi, dan diplomasi yang memiliki sejarah panjang dan jaringan penutur yang sangat luas. Pertanyaannya: mungkinkah bahasa Arab kembali bangkit sebagai bahasa global?

Bahasa Arab: Bahasa Internasional dengan Akar Sejarah yang Kuat

Bahasa Arab merupakan salah satu dari enam bahasa resmi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dengan lebih dari 400 juta penutur di lebih dari 20 negara, bahasa ini telah lama menjadi salah satu bahasa dengan jumlah penutur terbanyak di dunia. Sejak abad pertengahan, bahasa Arab telah menjadi medium utama dalam transmisi ilmu pengetahuan. Karya-karya besar dalam bidang kedokteran, matematika, filsafat, astronomi, dan linguistik ditulis dalam bahasa Arab dan diterjemahkan ke berbagai bahasa Eropa. Tak bisa dipungkiri, bahasa Arab pernah menjadi bahasa ilmu dan budaya yang mewarnai peradaban dunia.

Faktor-Faktor Pendukung Globalisasi Bahasa Arab

Beberapa faktor mendukung peluang bahasa Arab untuk bangkit sebagai bahasa global. Pertama, posisi strategis negara-negara Arab dalam politik dan ekonomi global, terutama dalam sektor energi. Kedua, pertumbuhan institusi-institusi pendidikan Islam di berbagai belahan dunia yang menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa utama pengajaran. Ketiga, meningkatnya ketertarikan umat Islam untuk mempelajari bahasa Al-Qur’an secara langsung. Keempat, perkembangan teknologi digital dan media sosial berbahasa Arab yang semakin massif, menciptakan ruang interaksi dan produksi konten yang meluas.

Lebih dari itu, kebangkitan identitas keislaman di banyak negara juga menjadi faktor signifikan. Di Indonesia, misalnya, bahasa Arab menjadi bagian penting dalam pendidikan pesantren, perguruan tinggi Islam, dan organisasi dakwah. Bahasa Arab tidak lagi dilihat sekadar sebagai bahasa asing, tetapi sebagai jembatan menuju pemahaman keislaman yang autentik.

Tantangan Globalisasi Bahasa Arab

Meski peluang terbuka, sejumlah tantangan tetap ada. Bahasa Arab memiliki ragam dialek yang sangat bervariasi antarwilayah, bahkan antarnegara. Ini bisa menjadi hambatan dalam standardisasi dan komunikasi lintas negara Arab sendiri. Selain itu, belum meratanya pendidikan Bahasa Arab yang berkualitas di luar dunia Arab, termasuk minimnya bahan ajar dan guru yang kompeten, turut memperlambat proses globalisasi ini.

Tantangan lainnya adalah dominasi budaya global yang cenderung mengutamakan bahasa Inggris sebagai medium komunikasi internasional. Di banyak sektor seperti bisnis, teknologi, dan sains, bahasa Arab masih belum memiliki tempat yang kuat.

Menuju Bahasa Arab yang Relevan dan Mendunia

Untuk menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa global, perlu ada strategi kebahasaan yang terintegrasi dan berorientasi masa depan. Lembaga pendidikan tinggi Islam, pesantren, dan institusi kebudayaan dapat memainkan peran penting dalam memperluas penggunaan bahasa Arab dalam ruang publik dan akademik. Perluasan program pertukaran pelajar, beasiswa studi ke dunia Arab, dan pelatihan guru bahasa Arab adalah bagian dari langkah konkret yang bisa diambil.

Lebih jauh, perlu ada inisiatif untuk memproduksi konten kreatif dalam bahasa Arab yang menarik bagi generasi muda: film, podcast, novel, video edukatif, dan platform digital yang modern dan interaktif. Bahasa Arab harus diposisikan bukan hanya sebagai bahasa sakral, tetapi juga sebagai bahasa yang hidup dan relevan dalam kehidupan kontemporer.

Penutup

Bahasa Arab memiliki semua prasyarat untuk menjadi bahasa global: jumlah penutur yang besar, akar sejarah yang kuat, nilai spiritual yang tinggi, serta peran strategis dalam geopolitik dunia. Namun, tanpa usaha kolektif dari dunia Islam, potensi ini hanya akan menjadi warisan sejarah yang pasif. Mewujudkan bahasa Arab sebagai bahasa global bukan sekadar proyek linguistik, melainkan juga proyek peradaban. Mungkinkah? Jawabannya: sangat mungkin, asal disertai dengan kesadaran, strategi, dan komitmen bersama.

 

Oleh: Saproni Muhammad Samin
(Dosen Pendidikan Bahasa Arab, Universitas Islam Riau)

Cucu Komisaris
Author: Cucu Komisaris

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *