AKTAMEDIA.COM – Bahasa merupakan jendela peradaban. Dalam sejarah umat manusia, bahasa memiliki peran sentral sebagai medium komunikasi, transmisi ilmu pengetahuan, serta pelestari nilai-nilai budaya dan spiritual. Di antara sekian banyak bahasa dunia, bahasa Arab menempati posisi yang istimewa. Ia bukan sekadar bahasa komunikasi, tetapi juga bahasa wahyu, ilmu pengetahuan, dan peradaban agung yang telah mewarnai sejarah umat manusia selama berabad-abad. Oleh karena itu, urgensi bahasa Arab untuk diajarkan dan dikembangkan di semua jenjang pendidikan, mulai dari dasar hingga perguruan tinggi, tidak dapat dipandang sebelah mata.
Bahasa Arab sebagai Bahasa Internasional
Bahasa Arab merupakan salah satu dari enam bahasa resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan digunakan secara resmi di lebih dari 20 negara yang tergabung dalam Liga Arab. Dengan lebih dari 400 juta penutur di seluruh dunia, bahasa Arab memiliki status sebagai bahasa internasional yang strategis. Selain di negara-negara Arab, bahasa ini juga banyak dipelajari oleh umat Islam di berbagai penjuru dunia, sebagai bentuk upaya memahami ajaran Islam dari sumber aslinya, yaitu Al-Qur’an dan Hadis.
Globalisasi dan dinamika hubungan antarnegara saat ini semakin memperkuat posisi bahasa Arab dalam percaturan politik, ekonomi, dan kebudayaan dunia. Negara-negara Arab merupakan mitra strategis bagi banyak negara, termasuk Indonesia, dalam bidang energi, perdagangan, pendidikan, dan diplomasi. Penguasaan bahasa Arab, dalam konteks ini, membuka akses yang lebih luas dalam kerja sama internasional, pertukaran pelajar, dan pengembangan riset lintas negara.
Bahasa Arab sebagai Bahasa Ilmu
Dalam sejarahnya, bahasa Arab pernah menjadi bahasa utama dalam perkembangan ilmu pengetahuan di era keemasan Islam (750–1258 M). Dalam kurun waktu tersebut, dunia Islam tidak hanya menyerap ilmu dari berbagai peradaban, seperti Yunani, Persia, dan India, tetapi juga mengembangkannya secara kreatif. Berbagai karya ilmiah dalam bidang kedokteran, matematika, astronomi, filsafat, dan kimia ditulis dalam bahasa Arab oleh para cendekiawan Muslim seperti Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, dan Ibnu Rusyd.
Sayangnya, warisan keilmuan ini belum sepenuhnya mendapat tempat yang layak dalam sistem pendidikan modern, khususnya di Indonesia. Padahal, pemahaman terhadap karya-karya klasik dalam bahasa Arab akan memperkaya perspektif keilmuan dan mendorong integrasi ilmu agama dan ilmu umum secara harmonis. Hal ini sekaligus menjadi landasan kuat untuk membangun paradigma pendidikan yang berbasis nilai dan berorientasi pada kemaslahatan umat.
Bahasa Arab sebagai Pilar Peradaban
Bahasa Arab bukan sekadar sarana komunikasi, tetapi juga medium utama yang mengawal peradaban Islam selama lebih dari satu milenium. Bahasa ini telah menjadi penghubung spiritual, intelektual, dan kultural umat Islam di berbagai belahan dunia. Ajaran-ajaran Islam yang termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadis, serta warisan ulama dalam bentuk kitab-kitab turats, seluruhnya ditulis dalam bahasa Arab. Tanpa penguasaan bahasa Arab, mustahil memahami Islam secara utuh dan mendalam.
Di tengah arus modernisasi dan sekularisasi pendidikan, penting bagi kita untuk meneguhkan kembali posisi bahasa Arab sebagai unsur utama dalam pembangunan peradaban umat. Hal ini menuntut adanya kebijakan yang sistematis dan berkesinambungan dari pemerintah dan lembaga pendidikan untuk menjadikan bahasa Arab sebagai bagian integral dari kurikulum pendidikan nasional, mulai dari jenjang dasar hingga perguruan tinggi.
Penutup
Urgensi bahasa Arab sebagai bahasa internasional, ilmu, dan peradaban adalah suatu keniscayaan yang tidak dapat diabaikan. Di tengah tantangan global dan krisis identitas budaya, membumikan bahasa Arab dalam dunia pendidikan merupakan langkah strategis untuk membangun generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kokoh secara spiritual dan kultural. Sudah saatnya bahasa Arab tidak hanya diposisikan sebagai pelengkap, tetapi sebagai pilar utama dalam sistem pendidikan nasional yang berwawasan global dan berakar pada nilai-nilai peradaban Islam.
Oleh: Saproni Muhammad Samin
Dosen pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Riau
Leave a Reply